Bupati dan Walikota se-Gorontalo Diminta Antisipasi Kemarau Panjang

Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya memimpin rapat forkopimda yang dihadiri bupati dan wali kota, Jumat, (4/08/2023). (Foto: Alfred)

60DTK, Kota Gorontalo – Bupati dan wali kota se-Provinsi Gorontalo diminta agar mulai memikirkan langkah-langkah antisipasi kemungkinan terjadinya kemarau panjang akibat fenomena elnino.

Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibanding tiga tahun terakhir.

Bacaan Lainnya

Khusus tahun ini, kata Ismail, lembaga tersebut juga memprediksi bahwa musim kemarau akan berlangsung dari Juli hingga September. Meski begitu, kemungkinan setiap daerah akan berbeda-beda.

“Kepala BMKG sudah menyampaikan ini kemarau panjang dan bahaya ada titik-titik api. Mohon ini menjadi perhatian kita semua termasuk bupati dan wali kota, karena puncak kemarau kita ada di bulan September. Tapi diprediksi fenomena ini panjang sampai bulan Januari 2024,” kata Ismail Pakaya saat memimpin rapat forkopimda yang dihadiri bupati dan wali kota, Jumat, (4/08/2023).

Ismail juga meminta seluruh pemerintah daerah agar memperhatikan wilayahnya yang rawan air, termasuk meyiapkan mobil pemadam di segala situasi. Ia menekankan jajaran kabupaten dan kota untuk lebih cepat bergerak jika terjadi kebakaran.

“Karena dilihat-lihat ketika terjadi kebakaran, damkarnya provinsi yang duluan tiba di lokasi, damkarnya kabupaten kota terlambat, padahal kan dekat lokasi. Tolong disiagakan petugasnya, sehingga kalau ada kejadian (kebakaran) sebisa mungkin cepat kita selamatkan,” pintanya dengan tegas.

Lebih jauh, Ia juga mengingatkan pemerintah kabupaten dan kota untuk bisa membentuk posko penanganan kemarau panjang. Posko diminta berlokasi di depan kantor bupati masing-masing yang dikoordinir oleh BPBD setempat.

“Posko ini juga untuk memantau ketersediaan pangan. Ini kabulog hadir, kami sudah tanya ketersediaan beras, minyak goreng, gula pasir, dan lain-lain itu tersedia. Tapi kita harus tetap pantau harganya, karena ini menjadi perhatian utama dari Pak Presiden untuk menghadapi elnino paling penting adalah ketersediaan pangan,” pungkasnya.

Elnino sendiri merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. (adv)

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait