60DTK, Gorontalo – Momen pergantian tahun biasanya jadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat, khususnya para pedagang kembang api. Bukan tanpa sebab, tapi karena hanya pada waktu itu mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Namun, dalam dua tahun terakhir, para pedagang ini tidak bisa mendapatkan keuntungan besar seperti sebelumnya. Itu terjadi karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat saat perayaan malam tahun baru, yang biasanya diisi dengan pesta pelepasan kembang api.
Abdul Kadir Lasulika (50), salah satu pedagang kembang api di Desa Tinelo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango mengaku bahwa Ia masih mendapatkan untung cukup besar saat malam tahun baru 2021 dan jelang pergantian tahun 2022.
Akan tetapi, kata Abdul, jika dibanding sebelumnya, itu masih lebih sedikit. Meski begitu, Abdul mengaku tetap menjalankan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan membagi fokus mengelola usahanya yang lain.
“Masih banyak untung, tapi memang tidak sebanding dengan sebelumnya,” aku Abdul, Rabu (22/12/2021) lalu.
Tio Hermanto (19), pedagang kembang api lainnya yang ditemui awak media di pasar Kayubulan Limboto, juga menuturkan hal senada dengan Abdul.
“Untung yang saya dapat memang masih lumayan, tapi kalau dibanding sebelum covid-19 itu berbeda. Penurunannya kira-kira bisa sampai 20 persen,” aku Tio, Sabtu (25/12/2021).
Selain itu, Tio juga membeberkan dalam dua tahun terakhir ini persediaan barang di toko tempat Ia membeli sering lambat masuk dan jumlahnya sedikit. Akibatnya, para pedagang maupun masyarakat berlomba-lomba untuk membelinya.
“Kalau barangnya masuk, banyak sekali orang membeli. Jadi harus berlomba-lomba supaya bisa mendapat barang. Kalau tidak dapat, pasti barang yang saya jual sedikit dan untungnya juga sedikit,” tandasnya.
Pewarta: Andrianto Sanga