60DTK, Kota Gorontalo – Permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh pihak Hotel Maqna kepada 3 karyawan masih berlanjut. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Gorontalo, berencana akan memboikot hotel tersebut.
Ketua DPW FSPMI Gorontalo, Meyske Abdullah kepada awak media mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendatangi Gubernur, Rusli Habibie untuk melakukan kampanye terkait boikot hotel maqna.
“Jadi kami DPW FSPMI Provinsi Gorontalo akan berkampanye untuk memboikot Hotel Maqna Gorontalo. Kami akan berkunjung kepada Gubernur, kepada seluruh bupati dan wali kota, untuk tidak memakai hotel maqna sebagai event-event pemerintah maupun swasta,” tegas Meyske saat menggelar konferensi pers di kantor DPW FSPMI , Jumat (4/6/2021).
Menurutnya, PHK yang dilakukan oleh pihak hotel dengan alasan tidak masuk kerja selama tiga hari itu tidak benar. Karena ketiga karyawan ini hanya mengambil hak cuti mereka. Dimana cuti ini sebagai salah satu pengganti pemotongan gaji mereka sebesar 25 persen.
“yang di PHK adalah ketua PUK Maqna hotel dan anggota. Hal ini tidak bisa kami terima, dan satu tuntutan kami adalah dipekerjakan kembali. Hari ini mereka menuntut hak mereka yang sudah dipotong gaji. Yang kemudian apa, yang mereka dapatkan adalah surat peringatan, yang di bawahnya adalah PHK” jelasnya.
“Mereka di PHK oleh manajemen maqna hotel ini hanya di gaji 75 persen. 25 persen itu digantikan dengan hari libur. Dan itu disuruh ambil oleh pihak manajemen, jadi mereka ambil, karena itu hak mereka” lanjutnya.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Gorontalo Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al- Kautsar
Sehingga, ia meminta agar pihak hotel maqna dapat mempekerjakan kembali ketiga karyawan tersebut. Jika tidak langkah boikot ini akan terus dilakukan oleh FSPMI Gorontalo.
“Kami juga akan menyurati kepada seluruh pemerintah kota dan kabupaten untuk tidak menggunakan hotel maqna pada kegiatan pemerintahan, sampai ketiga karyawan ini dipekerjakan kembali. Kami tidak main-main dengan masalah ini, kami akan lakukan segala upaya,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, salah satu karyawan yang di PHK mengaku bahwa mereka sangat membutuhkan pekerjaan tersebut. Mengingat mereka sudah mempunyai tanggungan keluarga istri dan anak.
“Yah, kami sudah berkeluarga. Kami sudah ada istri dan anak yang harus nafkahi. Diantara kami bertiga, satu orang ini juga sementara mempersiapkan pernikahan, kasihan juga. Setelah menikah tidak ada pekerjaan,” ungkap Alpredo, yang juga ketua PUK Hotel Maqna.