60DTK, Kabupaten Gorontalo: Seorang gadis di Kabupaten Gorontalo, menjadi korban pelecehan seksual oleh orang tidak dikenal (OTK), Rabu (13/01/2021) dini hari.
Kejadian itu bermula saat gadis ini pulang dari toko tempat Ia bekerja yang ada di Kota Gorontalo, dengan mengendarai sepeda motor seorang diri, sekitar pukul 22.10 WITA.
Dari tempat kerja, Ia masih sempat singgah di acara hajatan salah seorang temannya di Kecamatan Limboto. Setelah dari acara itu, korban langsung melanjutkan perjalannya untuk pulang ke rumah. Sekitar pukul 00.17 WITA, Ia melintasi jalan di depan Kantor Kejaksaan Negeri Limboto.
Tidak lama setelah itu, ketika korban sudah mulai mendekati Kantor BPS Limboto, tiba-tiba seorang laki-laki menyusul dari arah belakang dan langsung memegang bagian dada korban.
Perlakuan tidak senonoh dari OTK itu membuat korban kaget, kehilangan kendali, dan akhirnya terjatuh dari motor yang dikendarai. Melihat korban yang sudah jatuh, pelaku langsung melarikan diri.
“Dari bundaran Limboto situ saya sudah merasa ada orang yang mengikuti saya. Terus berjalan, saya lihat dari kaca spion memang ada yang mengikuti. Saya langsung melaju, tapi orang itu tetap mengejar dan tiba-tiba langsung memegang bagian dada saya,” aku korban.
“Saya kaget dan saya langsung terjatuh. Habis itu pelaku langsung melarikan diri, saya sudah tidak sempat lihat pelaku dan motornya seperti apa,” tambahnya.
Korban yang sudah ketakutan dan kesakitan akhirnya berteriak. Beruntung, ada seorang pengendara motor melintas dan menolongnya. Tidak lama kemudian, seorang satpam yang saat itu bertugas di Kantor BPS Limboto juga datang menolong korban.
Korban kemudian dibawa oleh satpam tersebut ke Rumah Sakit MM Dunda Limboto, karena kaki kanannya mengalami luka yang cukup besar dan kepalanya sedikit tergores, akibat terjatuh dari motor. Sementara motornya telah dititipkan di Kantor PDAM Kabupaten Gorontalo.
Korban saat ini telah berada di rumahnya. Ia bersama keluarga rencananya akan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polres Gorontalo, dan akan didampingi oleh kepala desa tempat mereka tinggal.
“Sebenarnya kita akan pergi sore ini untuk melapor, kepala desa yang akan mendampingi. Namun, karena dia ini (korban) masih pusing, belum jadi,” ungkap tante korban.
Pewarta: Andrianto S. Sanga