60DTK, Gorontalo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menemui Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di kantornya, Senin (2/11/2020). Pertemuan itu membahas tentang solusi belum adanya PP turunan dari UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara.
Baca Juga: Marten Taha Minta Pekerja di PHK Karena Pandemi Direkrut Kembali
“IUP ini sangat menghambat karena ada beberapa pembangunan infrastruktur tidak bisa jadi karena mereka belum bisa mengurus galian C. Ada edaran dari Dirjen Minerba izin galian C belum bisa. Nah ini yang mau dicarikan solusi,” terang Rusli usai pertemuan.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana investasi perusahaan penanaman modal asing di Gorontalo. Perusahaan asal Jepang berencana membuat pelabuhan untuk industri kayu pelet di Popayato, Kabupaten Pohuwato.
Baca Juga: CPNS Tahun 2019 Didominasi Alumni Universitas Terbuka
“Jadi nanti ada pohon gamal namanya yang akan ditanam. Itu menjadi bahan untuk chip atau pelet kayu. Nanti buat pemanas api atau pengganti batu bara,” sambungnya.
Rusli berharap dukungan BKPM untuk menyelesaikan berbagai hambatan pembangunan di daerah. Selain itu, kemudahan investasi diharapkan meningkatkan kepercayaan pengusaha dan keinginan menanamkan modalnya di Gorontalo.
Baca Juga: Peran Orang Tua Penting dalam Pendidikan Anak
Perusahaan asal Jepang rencananya membangun enam pabrik pengolahan pelet kayu dengan kapasitas 150.000 ton per tahun per pabrik. Potensi ekspor ditaksir mencapai USD 126.900.000 per tahun. Investasi yang akan memberikan nilai tambah bagi daerah dan devisa negara. (adv)
Sumber: humas.gorontaloprov.go.id