60DTK, Kabupaten Gorontalo – Penurunan drastis harga cabe rawit dalam beberapa pekan terakhir berdampak positif terhadap angka inflasi Kabupaten Gorontalo. Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat, angka inflasi Kabupaten Gorontalo pada Januari lalu -0,71 persen.
Kepala BPS Kabupaten Gorontalo, Awaluddin Kurusi mengatakan, angka inflasi ini merupakan hasil perbandingan antara perkembangan indeks harga konsumen (IHK) di bulan Januari 2024 dan Desember 2023, alias month to month (bulan ke bulan).
“Penyumbang utama deflasi di bulan Januari 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,60 persen. Komoditas penyumbang utama adalah cabe rawit,-1,56 persen,” kata Awaluddin saat kegiatan pers rilis di Kantor BPS Kabupaten Gorontalo, Kamis (1/02/2024).
Selain cabe rawit, komoditas lain yang turut berkontribusi atas deflasi di Kabupaten Gorontalo adalah ikan selar/ikan tude, terong, ikan layang/ikan benggol, bahan bakar rumah tangga, serta cabe merah, yang juga mengalami penurunan harga beberapa waktu terakhir.
“Secara keseluruhan, total ada lima kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau penurunan harga, empat kelompok mengalami inflasi atau kenaikan harga, dan dua kelompok tidak mengalami perubahan. Namun, secara umum perkembangan harga di januari ada penurunan -0,71 persen,” jelasnya.
Meski begitu, kata Awaluddin, jika indeks harga konsumen bulan Januari 2024 dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2023 (year on year atau tahun ke tahun), inflasi di Kabupaten Gorontalo justru terbilang cukup tinggi, yakni sebesar 5,92 persen.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meliputi beras, bawang merah, tomat, cabe rawit, dan sigaret kretek mesin (SKM) masih jadi penyumbang utama inflasi di Kabupaten Gorontalo, mencapai 5,31 persen.
Selain itu, ada juga kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran, andil peningkatan inflasi sekitar 0,30 persen. Komoditas yang masuk dalam kelompok ini meliputi kue kering berminyak, ikan bakar, dan bakso siap santap.
“Kemudian juga ada kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,16 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah sendal anak, sepatu anak, dan baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria,” tandasnya.
Pewarta: Andrianto Sanga