Hari AIDS Sedunia, RSUD Ngudi Waluyo Gelar Penyuluhan dan Bagikan Souvenir

Team Relawan dan Pendamping ODHA
Team Relawan dan Pendamping ODHA di Acara peringatan HIV AIDS Sedunia 2020. (Foto: Istimewa)

60DTK, Blitar – Peringati Hari AIDS Sedunia tahun 2020, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo menggelar ceremonial dengan mengadakan acara penyuluhan dan bagi-bagi souvenir.

Dengan tema “Solidaritas Global Tanggungjawab Bersama”, acara tersebut diikuti oleh team relawan dan pendamping ODHA yang ada di Kabupaten Blitar.

“Kemarin lalu pada hari Selasa 1 Desember 2020 kita lakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan penularan HIV/AIDS,” ujar direktur RSUD Ngudi Waluyo, Edah Woro Utami kepada 60dtk di kantornya, Jumat (4/12/2020).

Menurutnya, pencegahan penularan HIV /AIDS harus dimulai dari upaya pencegahan sejak remaja, dengan mengubah perilaku beresiko seksual atau bagaimana pengobatan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak dalam kondisi terpuruk dan tetap beraktiftas secara normal.

“Upaya itu juga termasuk mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS agar tidak menularkan kepada anaknya,” sambung Woro.

Baca Juga: Pelatihan Inovasi Publik, Cara RSUD Ngudi Waluyo Tingkatkan Layanan Kesehatan

Woro menambahkan, Jadi merupakan kerja kita bersama, tidak hanya di sektor kesehatan saja. Akan tetapi diberbagai lintas sektor dan lintas program semuanya ikut terlibat. Bukan hanya petugas kesehatan.

Terutama dalam masa pandemic Covid-19 diperlukan kerja sama dan solidaritas dari semua pihak sehingga Penanganan HIV/AIDS penting untuk menjadi komitmen kita bersama dan dapat dimulai dari pencegahan penyakit menular pada masyarakat usia produktif. ” Jelasnya.

Direktur RSUD Ngudi Waluyo, juga menjelaskan komunikasi, informasi dan edukasi yang baik dan benar akan memberikan dampak yang positif untuk seluruh lapisan masyarakat. Dari kegiatan ini diharapkan kesadaran masyarakat bahwa ODHA tidak perlu dijauhi, tetapi senantiasa di rangkul dan diberi dukungan supaya mereka bisa selalu sehat dan mampu hidup bahagia.

“Kepatuhan obat adalah kunci utama,” tandasnya.

Dijelaskan, pengobatan pasien HIV bisa berjalan bersama meskipun ODHA juga tertular Covid-19. Apabila pengobatan dijalankan dengan rutin maka jumlah virus akan berkurang sampai tidak cukup terdeteksi dan resiko menularkan semakin rendah. Meskipun penularannya tidak lebih mudah dari Covid-19, di Indonesia HIV dan AIDS juga masih menjadi kekhawatiran bahan pihak karena penularannya tidak hanya pada orang dewasa, tetapi pada anak-anak juga dapat menjadi korban.

Baca Juga: Ayo!!! Meriahkan HKN Ke-56, Ada Lomba Video Jinggle Dan Gerakan 3 M Covid-19

“Sementara, Klinik VCT (Voluntary Conseling and Test) RSUD Ngudi Waluyo Wlingi melayani pemeriksaan, pengobatan dan konseling, baik mandiri maupun rujukan. Selain itu juga perawatan bila perlu dilakukan rawat inap,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa acara yang ia gelar itu mendapat dukungan dari komunitas pasien HIV yang di fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, team relawan/pendamping ODHA.

“Lalu, dengan slogan “saya berani, saya sehat”, HIV dapat dicegah dan dikendalikan,” tandas Woro.

Terakhir, direktur rumah sakit itu menjelaskan bahwa AIDS itu pemularannya karena cairan, bisa melalui dengan kontak seksual, cairan melalui darah, serta dari Ibu ke bayi.

“Karena itu, memutus rantai penularan menjadi tanggungjawab kita semua masyarakat, dan kita harus bisa menjaga keluarga kita dari virus ini dengan hidup sehat dalam berprilaku seks, dan Ibu hamil HIV AIDS harus minum obat sesuai prosedur dari dokter,” tukasnya. (adv)

 

 

Pewarta: Achmad Zunaidi

Pos terkait