Ini Dia Alasan Kelangkaan Tabung Gas 3 Kg di Gorontalo

Kepala Operator PT. Putra Argam Mandiri, Ramang Djou, saat ditemui awak media di tempat kerjanya, Jumat (21/08/2020). (Foto - Hendra 60dtk)

60DTK, Gorontalo – Kelangkaan tabung gas 3 kg yang tengah dirasakan masyarakat Gorontalo, sepertinya menimbulkan berbagai macam pertanyaan. Pasalnya, tabung gas yang ada di PT. Putra Argam Mandiri di Desa Lauwonu, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, setiap harinya sudah disuplai ke delapan agen yang tersebar di dua kabupaten dan satu kota yang ada di Gorontalo.

Kepala Operator PT. Putra Argam Mandiri, Ramang Djou mengungkapkan, setiap hari pihaknya kurang lebih menyuplai tabung sebanyak 40 truk ke delapan agen, di antaranya agen di Kota Gorontalo sebanyak 12 hingga 13 truk, Bone Bolango 8 sampai 9 truk, dan Kabupaten Gorontalo sekitar 20 truk. Maka menurutnya, isu kelangkaan tabung gas karena tidak ada pengisian tabung, bukanlah hal yang wajar.

Bacaan Lainnya

“Untuk pengisian tabung itu terlayani semua. Kebutuhan masyarakat yang ada itu dari sini terpenuhi melalui agen-agen. Yang kami salurkan ada delapan agen, setiap satu mobil ada 560 tabung, yaitu ada di kota Gorontalo, Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo,” ujar Ramang saat diwawancarai awak media, Jumat (21/08/2020).

Maka menurutnya, yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, jika pihak perusahaan setiap hari sudah menyuplai tabung kepada agen, yang kemudian disalurkan ke pangkalan-pangkalan yang ada, namun masyarakat sebagian besar tetap tidak mendapatkan tabung gas tersebut, maka perlu ada penyelidikan lebih lanjut.

“Itu tergantung di pangkalan-pangkalan yang mengecer, karena mungkin agen mengecer sesuai dengan target yang ada di pangkalan-pangkalan. Tetapi tinggal bagaimana pangkalan mengecer, bagaimana caranya, sampai itu terjadi kelangkaan itu, mungkin sudah ada yang ambil (tabung) lebih dari dua, tapi dia kalau eceran satu-satu mungkin bisa terlayani masyarakat semua,” ungkap Ramang.

“Kalau misalnya kemarin ada keterlambatan kapal, tapi kan tetap ada bantuan dari Amurang yang dari SAPA, jadi tetap terlayani semua. Kalau tidak terlayani karena keterlambatan kapal dan tidak terlayani agen, nah itu wajar. Namun jika dalam satu hari seandainya 40, tetapi yang saya isi cuma 20, besoknya itu harus kami mengisi 60, begitu posisinya, bukan dikasih tinggal terus. Berarti sekarang ini tinggal pangkalan-pangkalan yang diselidiki,” tutupnya. (adv)

 

Pewarta: Hendra Setiawan

Pos terkait