60DTK-INTERNASIONAL – Perbedaan waktu pelaksanaan hari raya, setiap tahunnya memang kerap terjadi. Apalagi antara satu negara dan negara lainnya. Bukan tidak mungkin, namun justru aneh jika tidak berbeda, mengingat perbedaan zona waktu setiap negara yang terbilang terentang jauh, serta letak geografis yang berbeda – beda pula.
Tapi, jika melihat dari sisi geografis, ada cukup banyak perbedaan yang menimbulkan pertanyaan. Salah satunya, perbedaan antara waktu pelaksanaan hari raya di Arab Saudi dan Indonesia.
Baca juga : Menunggu Hasil Sidang Isbat, Pemda Gorontalo Gelar Tonggeyamo
Seperti yang kita ketahui, waktu pelaksanaan hari raya di Arab Saudi, lebih dulu daripada Indonesia. Padahal jika dilihat secara geografis, Indonesia berada di lokasi lebih timur dibandingkan Arab Saudi.
Mengapa?
Dilansir dari KonsultasiSyariah.com, salah satu pendekatan untuk mencari hilal setiap tanggal 29 Ramadan adalah Rukyatul Hilal. Yakni, jika pada saat matahari tenggelam di tanggal 29, hilal terlihat, maka esoknya diartikan masuk tanggal 1 Syawal. Tapi jika saat matahari tenggelam di tanggal 29 tersebut hilal belum terlihat, maka berarti esoknya masih masuk tanggal 30 Ramadan.
Berdasarkan hisab yang diterbitkan Muhammadiyah, pada saat matahari tenggelam di tanggal 29 Ramadan, tinggi bulan -00 derajat 9 menit 22 detik (waktu Jogjakarta).
Sementara menurut metode imkanur rukyah (mengukur kemungkinan terlihat hilal), hilal akan terlihat jika di ketinggian 2 derajat. Sehingga, jika hilal menurut perhitungan hisab belum wujud, kemungkinan untuk terlihat hampir tidak ada.
Dengan penjelasan tersebut, pertanyaan mengapa hari raya Arab Saudi bisa lebih dulu daripada Indonesia, bisa dijelaskan.
Di Arab Saudi, matahari tenggelam pukul 18.44 waktu Arab Saudi. Sementara di Jakarta, Indonesia, matahari tenggelam pukul 17.44.
Artinya, ada selisih rentang waktu salat selama 4 jam + 1 jam = 5 jam antara Arab Saudi dengan Jakarta. Yang berarti, ketika di Jakarta sudah memasuki magrib, Arab Saudi baru akan masuk magrib 5 jam kemudian.
Saat matahari tenggelam di Indonesia, hilal belum terlihat. Sekitar 5 jam kemudian di Arab Saudi, matahari baru tenggelam, sehingga bulan sudah semakin tinggi.
Sementara, saat matahari tenggelam di Saudi, kemungkinan besar hilal akan terlihat sangat besar, karena jauh lebih tinggi dibandingkan saat magrib di Indonesia.
Dengan demikian, karena sudah melihat hilal pada hari tersebut, maka esoknya di Arab Saudi diartikan sebagai tanggal 1 Syawal. Sementara di Jakarta, Indonesia, masih memasuki tanggal 30 Ramadan karena hilal belum terlihat.
.