60DTK, Gorontalo – Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif menyebutkan bahwa pada bulan Februari, daerah tetap mengalami deflasi yang cukup signifikan, meski harga beras dan komoditas lainnya mengalami kenaikan.
Ia mengatakan, pada Februari 2024 mengalami deflasi month to month (m-to-m) sebesar 1,15 persen, dan deflasi year to date (y-to-d) sebesar 2,05 persen. Ini dikarenakan beberapa komoditas seperti cabe rawit, tomat, dan bawang merah mengalami penurunan harga, sehingga bisa mengimbangi komoditi lainnya yang naik.
“Perkembangan yang terbaru bahwa deflasi yang cukup tajam yakni minus 1,15, bisa menyeimbangkan inflasi yang cukup tinggi pada bulan-bulan sebelumnya,” ungkap Mukhamad Mukhanif, saat pers rilis berita resmi Statistik Provinsi Gorontalo, di Kantor BPS, Jumat (1/03/2024).
“Mengapa deflasinya cukup dalam? Karena memang beberapa komoditas lain meski masih menjadi isu inflasi tapi komoditi yang lain juga mengalami penurunan, seperti tomat, cabe rawit, bawang merah,” sambungnya.
Memang Ia mengakui bahwa Provinsi Gorontalo mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,73 persen, akan tetapi inflasi ini masih diimbangi oleh komoditas yang juga mengalami penurunan harga.
“Sehingga dengan adanya komoditi ini dapat mengimbangi komoditas beras, minyak goreng, dan daun bawang. Tapi memang beras ini masih paling tinggi, dan itu masih menjadi isu,” jelasnya.
Meski terjadi inflasi, ia mengingatkan pemerintah untuk tidak berpuas diri, karena deflasi ini bukanlah suatu prestasi, karena sebuah daerah dapat dikatakan meraih prestasi jika harga dari komoditi itu terkendali.
“Tentunya deflasi ini memang bukan suatu prestasi juga, yang menjadi prestasi adalah bagaimana komoditi itu terkendali harganya, jadi secara umum meski terjadi kenaikan harga beras tapi ini masih kategori terkendali,” tutupnya.
Pewarta: Hendra Usman