60DTK – Daerah: Penggalian Benteng Maas di Gorontalo Utara yang dilakukan oleh para peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Sulawesi Utara (Sulut) menemukan beberapa hal unik. Hal unik tersebut merupakan posisi Bastion Benteng yang menurut beberapa peneliti berbentuk Oktagon atau berbentuk segi delapan.
Menurut peneliti dari Balar sendiri, reruntuhan yang terjadi di Benteng Maas menunjukan bentuk segi delapan atau oktagon. Bastion itu merupakan satu-satunya Bastion yang tersisa dari empat Bastion yang telah mengalami kerusakan dan akibat dimakan usia.
“Bastion adalah bagian yang menjorok keluar yang pada umumnya terletak di tiap sudut benteng,” kata Irna Saptaningrum, ketua tim peneliti Benteng Maas Kamis (2/5/2019).
Baca Juga: Setelah Nassau, Balar Sulut Ekskavasi Benteng Maas Di Gorut
Baca Juga: Menelusuri Jejak Benteng Nassau Di Kota Gorontalo
Irna juga menjelaskan fungsi bastion ini sebagai tempat pengintaian atau pengawasan, biasanya ada lubang bidik yang jumlahnya sesuai kebutuhan pada masanya.
“Sebagai alat pertahanan militer, bastion digunakan untuk pemantauan pantai atau laut, sungai; jalan atau akses darat,” jelas Irna.
Temuan bentuk oktagon bastion ini semakin memperkaya khazanah dan nilai benteng-benteng masa Islam dan kolonial di Gorontalo. Tentunya, temuan para arkeolog ini menarik karena dalam catatan sejarah Gorontalo paling lama dijajah oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dan Pemerintah Hindia Belanda.
“Bentuk bastion yang oktagonal atau segi delapan ini tidak lazim untuk benteng Belanda karena biasanya berbentuk mata panah,” kata M Chawari, anggota tim penelitian yang berasal dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
Ketidaklaziman bentuk bastion yang tersisa itu, merupakan hal unik yang ditemukan para peneliti selama penggalian Benteng Maas berlangsung. (rls)
Sumber: Balar Sulut