60DTK-Internasional: Mengakui calon yang dipilih pemerintah Cina selalu memiliki tujuan politik tertentu, lebih dari 150 pemimpin keagamaan di Tibet menegaskan ingin pemimpin spiritual mereka, Dalai Lama, mempunyai wewenang penuh dalam memilih penggantinya, Rabu (27/11/2019).
Para pemimpin itu dalam konferensi yang mereka gelar mengatakan, rakyat Tibet tidak akan mengakui calon yang dipilih oleh pemerintah Cina, karena memiliki tujuan politik.
Baca juga: Majemuk Dalam Agama, Indonesia Harus Jaga Kerukunan
Memang, hingga saat ini, pertikaian mengenai pengganti Dalai Lama dan keterlibatan mereka yang akan memimpin para penganut ajaran Buddha di Tibet, merupakan salah satu sumber ketegangan terbesar antara pemimpin spiritual di tempat pengasingan itu dan Beijing.
Diketahui, Dalai Lama yang kini berusia 84 tahun, melarikan diri ke India setelah pemberontakan yang gagal terhadap pemerintah Cina pada 1959. Sejak itu, ia tinggal di Dharmsala, India Utara.
Baca juga: Tokoh Agama Pohuwato Apreasiasi Kinerja Polri Dan TNI Kawal Pemilu
Sebenarnya, pengganti Dalai Lama biasanya ditunjuk oleh para pengikut seniornya, berdasarkan petunjuk – petunjuk dan visi spiritual tertentu. Oleh karena itu, Dalai Lama berpendapat, penggantinya harusnya ditetapkan oleh rakyat Tibet sendiri. Namun Cina mengatakan, hanya Beijing yang bisa menunjuk siapa penggantinya.
Oleh karena itu, digelarlah konferensi selama tiga hari di Dharmsala yang mulai berlangsung pada hari Rabu, 27 November 2019, dan dihadiri oleh para pemimpin keagaaman Tibet, yang umumnya berasal dari India, Nepal, dan Amerika Serikat. (rls)
Sumber: VOA Indonesia