60DTK, Kota Gorontalo – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menggelar pertemuan untuk membahas pencegahan pernikahan dini guna mempercepat penurunan angka tengkes ‘stunting’ di daerah setempat, Jumat (1/12/2023).
Berlangsung di Hotel El-Madinah, Kota Gorontalo, pertemuan yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi tersebut dihadiri Ketua IWAPI Provinsi Gorontalo, Suharsi Igirisa; Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yana Yanti Suleman; organisasi wanita, TP-PKK Provinsi, serta BKOW.
Penjabat Sekretaris Daerah, Budiyanto Sidiki dalam sambutannya mengatakan, selama ini pemerintah daerah telah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan prevalensi tengkes, hingga kini tinggal tersisa 23,8 persen. Menurutnya, berbagai upaya yang dilaksanakan sudah sangat luar biasa, namun akan lebih baik jika tengkes dicegah sejak awal.
“Kita tidak boleh berpuas diri dengan angka tengkes kita yang terus menurun dari tahun ke tahun. Tengkes perlu kita cegah sejak awal, dengan cara memberikan kesadaran kepada generasi muda agar tidak menikah di usia yang masih terlalu dini, karena risiko tengkesnya juga tinggi,” tegas Budiyanto.
Menurut Budiyanto, yang menjadi fokus pemerintah daerah selama ini hanya menurunkan angka prevalensi tengkes saja. Adanya pernikahan dini yang berisiko tinggi untuk menambah jumlah anak tengkes di daerah masih luput dari perhatian.
“Pada tahun 2023 triwulan III, angka pernikahan dini sudah mencapai 183 orang. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama, karena merupakan bibit-bibit yang berpotensi untuk melahirkan anak tengkes. Kita susah payah menjaga dan memenuhi gizi anak yang tengkes, akan tetapi kita lupa mengantisipasi bayi-bayi yang akan lahir dari 183 orang ibu ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia berharap agar fenomena ini tidak dibiarkan berlangsung terus menerus, sebab pernikahan dini berdampak terhadap risiko tengkes serta kematian ibu dan bayi. Ia juga mengharapkan agar seluruh pihak dapat mengambil peran dalam upaya-upaya tersebut.
Pewarta: Andrianto Sanga