60DTK, Kota Gorontalo – Pemerintah Provinsi Gorontalo bakal menyiagakan psikolog untuk mencegah terjadinya kasus bunuh diri yang belakangan ini marak terjadi di daerah setempat.
Langkah tersebut bakal dimulai dengan pendataan lulusan psikolog di Gorontalo. Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya pun telah meminta Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak segera melakukan ini.
“Seperti kata Pak Dirintelkam, psikiater kita di Gorontalo memang masih sedikit. Jadi kita akan memaksimalkan sarjana Psikologi,” ujar Ismail saat membuka focus group discussion (FGD) yang dinisiasi oleh Polda Gorontalo di Balai Riung Hotel Grand Q, Kamis (3/08/2023).
“Saya minta Ibu Kadis Perlindungan Anak dan Perempuan untuk segera mendata berapa banyak lulusan pskilog. Kita butuh peran semua pihak untuk menekan atau menghilangkan fenomena bunuh diri ini,” tambahnya.
Ismail mengatakan, kehadiran psikolog diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan pemeriksaan kondisi kesehatan, terutama yang berkaitan dengan tingkat stres, emosi, bagi siapa saja yang mulai merasa memiliki masalah dengan kejiwaan.
Menurutnya, nantinya psikolog ini akan membantu beberapa langkah yang memang sudah diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, seperti ceramah agama di setiap Jumat maupun kegiatan keagamaan lainnya.
“Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada Pak Kapolda dan jajarannya yang membuat pertemuan ini. Semoga ini menjadi pertemuan yang dapat memberikan solusi terbaik. Kami tunggu semua yang dihasilkan hari ini, Pak Kapolda. Akan disosialisasikan ke pemda kabupaten dan kota hingga ke tingkat desa, kalau perlu sampai ke tingkat dusun,” tegasnya.
Sebagai informasi, hingga Juli lalu, kasus bunuh diri di Provinsi Gorontalo tercatat ada 25 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Gorontalo. Jumlah ini belum termasuk kasus percobaan bunuh diri yang berhasil diselamatkan tim medis. (adv)
Pewarta: Andrianto Sanga