Penyebab dan Solusi Banjir yang Terjadi di Gorontalo

Penyebab dan Solusi Banjir yang Terjadi di Gorontalo
Suasana Rapat Terbatas Gubernur Gorontalo bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II dan beberapa instansi terkait, Senin (3/8/2020). Rapat tersebut membahas penanganan banjir yang terjadi di Gorontalo akhir-akhir ini. (Foto-Salman/Humas).

60DTK, Gorontalo – Penyebab dan solusi banjir yang sudah delapan kali melanda Gorontalo, mengemuka dalam rapat Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II yang berlangsung di Aula Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo, Senin (3/8/2020).

Kepala BWS Sulawesi II, Naswardi mengatakan bahwa banjir terjadi karena penggerusan di tepi sungai ditambah debit air sungai yang tinggi. Belum lagi dengan kerusakan hulu yang signifikan akbibat terbukanya, sehingga daya ikat tanaman tidak ada lagi.

Bacaan Lainnya

Selain itu kata Naswardi, ada pula kerusakan pada abutment jembatan yang dipicu oleh kerusakan tebing kiri sungai. Ini diakibatkan oleh pembangunan jembatan yang berada di daerah tikungan luar sungai.

“Langkah yang harus kita tempuh adalah melakukan pengendalian aliran sungai. Selanjutnya meminimalkan potensi kerusakan akibat gerusan hantaman air sungai. Dan terakhir, pembuatan tebing sungai di sekitar jembatan dan struktur abutment jembatan,” uari Naswardi.

Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, Naswardi mengusulkan untuk meriset pengendali banjir di Sungai Bone. Dia juga menilai, perlu pembangunan Bendungan Alele.

“Usulan kami juga untuk membangun checkdam di atas Sungai Bone. Perlu juga dilakukan rehab tanggul sepanjang Sungai Bone, serta normalisasi Sungai Bone,” imbuh Naswardi.

Terdapat hal yang sangat penting lanjut Naswardi, yakni kehadiran Waduk Bone Ulu. Menurutnya, hal ini penting karena salah satu fungsi dari waduk itu ialah mereduksi banjir sebesar 70 hingga 80 persen.

Dari usulan-usulan itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie akan melakukan pemetaan penanganan sesuai perioritas. Baik dari penanganan jangka pendek, menengah hingga penanganan jangka panjang.

“Untuk jangka pendeknya, kita akan buatkan karung pasir di bantaran sungai untuk menahan laju air sementara waktu. Selain itu, kami juga punya rencana untuk melakukan pengerukan delta di hulu dan hilir. Sudah ada beberapa endapan yang berasal dari gerusan 1×24 jam dibawa oleh Sungai Bone, itu yang akan dikeruk,” jelas Rusli.

Selain itu kata Rusli, pihaknya bersama BWS Sulawesi II dan beberapa instansi terkait akan bertemu kembali dengan Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa. Pertemuan itu dalam rangka pemaparan kondisi Gorontalo pasca dan solusi menghadapi banjir. (adv)

Penulis: Kasim Amir

Pos terkait