Sembari Serahkan Bantuan, Rusli Habibie Beri Pencerahan

Rusli Habibie Kota Selatan
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie saat usai menyerahkan bantuan pangan bersubsidi kemudian dilanjutkan dengan foto bersama 1.000 KPM yang ada di Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Jumat (15/5/2020) Foto: Salman Humas

60DTK, Gorontalo – Pemerintah Provinsi terus menyalurkan Bantuan Pangan Bersubsidi kepada masyarakat. Kali ini sebanyak 1.000 warga Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo menerima bantuan tersebut yang diserahkan langsung Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, Jumat (15/05/2020)

Dalam kegiatan penyerahan Bantuan Pangan Bersubsidi ini, Rusli mengungkapkan pihaknya selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk terus patuh dan mengikuti semua anjuran pemerintah, sehingga Pandemi Covid-19 ini tidak berkepanjangan.

Bacaan Lainnya

“Saya hanya menekankan tentang ketertiban kita. Apakah kalian ingin corona ini cepat selesai? Atau ingin terus berkepanjangan? Jawabannya tergantung kepatuhan diri masing-masing,” Ungkap Rusli

Baca Juga: Mahasiswa UMGO, IAIN Terima Bantuan Pangan Dari Gubernur

Rusli menambahkan, berbagai cara yang telah diambil provinsi dan kabupaten/kota, namun masih saja ada masyarakat yang tidak mengikuti anjuran pemerintah. Sebagai contoh kata Rusli tadi sebelum ke lokasi  banyak masyarakat yang berkerumun mengatri di Bank BTPN tanpa di awasi oleh petugas maupun Satpol PP.

“Tadi saya lewat depan bank BTPN. Ya Allah banyak sekali masyarakat berkerumun mengantri. Bahkan terlihat tidak ada petugas, tidak ada satpol PP. Ini yang saya maksudkan. Bisa apa kita jika tidak pernah patuh? Ibu bapak corona itu menyebar dari manusia ke manusia. Bukan dari udara” Kata Rusli

Baca Juga: Wakil Gubernur Gorontalo Ikuti Web Seminar Ketahanan Pangan

Tidak sampai disitu,  Rusli menjelaskan riwayat satu orang pasien Covid-19 yang ketambahan tadi pagi adalah pasien 22 berasal dari Kelurahan Padebuolo Kota Gorontalo. ini kata Rusli tidak memiliki riwayat perjalanan luar daerah, dan juga bukan termasuk keluarga terjangkit, namun karena tidak mengikuti anjuran pemerintah maka terpaparlah orang tersebut.

“Pasien 22 ini seorang tukang jahit. Dia masuk kategori klaster baru. Setelah ditelusuri ternyata dia sering keluar rumah dan jarang pakai masker. Ini kenapa selalu kami tekankan patuhi aturan. Pakai masker, diam dulu di rumah, sering cuci tangan. Jujur pikiran kami sudah mendekati stres. Kalau kata pak wali, pikiran kami sekarang istilahnya kaki di kepala kepala dikaki” Pungkasnya

 

Pewarta: Hendra Setiawan

Pos terkait