60DTK – GORONTALO – Bisa berbagi di bulan suci ramadan, memang menjadi keinginan banyak orang. Selain karena untuk mendapat pahala berlimpah, juga dalam rangka menambah berkah ramadan yang tak bisa ditemukan di bulan – bulan lainnya.
Hal ini lah yang dilakukan tujuh pemuda – pemudi tanggung ini. Harus menempuh perjalanan jauh menyusuri hutan belantara, sungai – sungai, dan tanjakan – tanjakan terjal di pelosok Molotabu, tak menghentikan niat mereka untuk berbagi berkah ramadan bersama warga Dusun Waolo, Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango yang terbilang sangat terpencil.
Adalah Eta, Fikri, Awal, Ken, Tulus, Dono, dan Yogi, ke tujuh pemuda – pemudi itu.
Berbekal ragam bumbu dan alat memasak, puluhan pakaian dan sepatu donasi, serta perlengkapan lain seperti matras, solar untuk penerangan, dan camilan – camilan kecil untuk anak – anak, mereka pun berangkat. Mendaki, masing – masing dengan carrier di punggung, Jumat, 10 Mei 2019 malam.
Namun, meski tujuan awal mereka adalah menyuguhkan hidangan spesial buka puasa untuk anak – anak dan masyarakat Dusun Waolo, selama kurang lebih dua hari di sana, tentu tak mau mereka isi hanya dengan memasak.
Sepanjang hari Sabtu 11 Mei 2019, masing – masing mereka berusaha berbagi dan membangun hubungan baik dengan anak – anak Dusun Waolo ini. Mengajarkan hal – hal kecil, memperlihatkan ragam hal unik di luar dunia mereka melalui gawai, sampai berenang bersama di air terjun yang tak jauh dari pemukiman.
Dan, siapa sangka? Di akhir hari, saat hidangan buka puasa selesai dimasak dengan telaten, lalu ditata rapih di dalam masjid Dusun Waolo, meski malu – malu, ada binar senang di mata anak – anak Dusun Waolo ini. Hidangan sederhana yang tersaji di depan mereka membuat mereka begitu bahagia, meski berusaha tidak mereka tampakkan.
Buka puasa pun berjalan syahdu. Masyarakat setempat, anak – anak, dan ke tujuh pemuda – pemudi itu, berbaur menikmati hidangan buka puasa bersama. Beberapa anak bahkan makan dengan lahap. Berkah ramadan yang tak terkira.
Semalaman di hari Sabtu itu, mereka habiskan di masjid dusun yang kecil tanpa cat, mulai dari buka bersama hingga salat tarawih. Sebuah momen penutup kunjungan ke tujuh pemuda – pemudi itu.
Misi mereka berhasil. Berbagi kebahagiaan dengan masyarakat Dusun Waolo, menyuguhkan menu buka puasa, dan berbagi berkah ramadan tanpa pamrih.
Minggu, 12 Mei 2019, mereka pulang dengan setumpuk kesyukuran. Memang, berbagi di bulan ramadan selalu punya rasa magis tersendiri. Tujuh pemuda – pemudi itu berhasil merasakannya.
Pewarta : Nikhen Mokoginta