60DTK.COM – Dalam rangka stabilisasi harga khusunya beras Pemerintah Pusat melalui Badan Ketahanan Pangan Nasional (BAPANAS) menugaskan BULOG menyalurkan beras SPHP.
Hanya saja, jenis beras ini mendapatkan kritikan dari masyarakat. Mereka menilai rasa dan kualitas beras sangat berbeda dengan beras pada umumnya.
Hal ini pun mendapatkan tanggapan dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade. Ia menjelaskan ada dua jenis beras, yakni beras pera dan pulen.
Kata Ramdhan, mungkin beras SPHP yang dibeli masyarakat masuk dalam karakteristik beras pera. Beras ini dikenal jenis yang menghasilkan nasi lebih kering, terpisah-pisah, dan teksturnya agak keras.
“Dan itu bukan berarti jelek, tidak. Memang karakteristiknya seperti itu,” jelasnya, Jumat (26/9/2025).
Ramdhan mengungkapkan, beras SPHP ini merupakan hasil pertanian lokal, yang dibeli Bulog dari para petani lewat program pembelian gabah kering.
“Bagaimana prosesnya untuk mendapatkan beras SPHP, pada prinsipnya untuk saat sekarang beras itu merupakan serapan daripada pembelian dari petani, yang seperti di galakan, pembelian harga gabah kering,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan beras SPHP yang dijual di tengah masyarakat adalah beras yang aman untuk dikonsumsi, meski tekstur dan rasanya lebih berbeda dengan beras lain.
“Kita di Gorontalo itu lebih condong pakai beras pulen, beras yang lengket-lengket. Dan beras pera untuk masaknya mungkimn tinggal diatur pada saat masak,” tegasnya. (adv)