60DTK – Gorontalo : Gubernur Rusli Habibie mengapresiasi inovasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo yang mengubah Cap Tikus (minuman keras) menjadi Hand Sanitizer. Langkah itu diambil, mengingat di tengah-tengah pandemi corona saat ini cairan pembersih tangan cukup sulit diperoleh warga.
“Ini akan kita bicarakan dengan Kapolda dan Kejaksaan Tinggi untuk dihapuskan sebagai barang bukti. Dan setelah dihapuskan sebagai barang bukti, baru kita kerjasamakan dengan BPOM. Karena ini barang bukti ada prosesnya, tidak sembarangan. Ada berita acaranya dan lain-lain,” jelas Rusli, Jum’at (03/04/2020).
Sementara itu, Kepala BPOM Gorontalo Yudi Novianto mengatakan, pihaknya dalam beberapa hari ini telah memproduksi 400 liter Cap Tikus menjadi 80 liter alkohol. Ia menyebut, tidak semua bisa ditarik menjadi alkohol.
“Dalam beberapa hari ini kami telah memproduksi 400 liter cap tikus menjadi 80 liter alkohol. Jadi 20 persennya menjadi alkohol, karena tidak semuanya bisa ditarik menjadi alkohol. Ada yang masih tertinggal,” ucap Yudhi.
Yudi mencontohkan, 100 liter Cap Tikus bisa menghasilkan 20 liter alkohol dengan kadar 77 persen alkohol di dalamnya. Hal ini menurutnya, sudah sesuai dengan standar World Health Organization (WHO).
“Bedanya balai POM dengan laboratorium lain adalah, kami punya kemampuan untuk mengukur kadar yang dihasilkan berapa. Jadi kami mampu menyuling, memurnikan dan mengukur kadar alkohol yang dikandungnya,” jelas Yudi.
Hand Sanitizer dibuat melalui proses destilasi atau dipanaskan, dengan suhu 70 derajat celcius. Proses destilasi kemudian menghasilkan uap. Uap itulah yang selanjutnya di dinginkan dan menghasilkan cairan dengan kandungan alkohol 77 persen. Selanjutnya di kombinasikan dengan Glycerol dan Hydrogen Peroxide. (adv)