60DTK – GORUT : Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan RI tahun 2018 menunjukkan tingkat konsumsi miras di Provinsi Gorontalo tertinggi ke empat secara nasional. Gorontalo yang dikenal sebagai “Serambi Madinah” hanya kalah dari Sulawesi Utara, NTT dan Bali.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie sangat mengecam hal tersebut. Bahkan dirinya meminta agar pelaku penyeludupan miras di tembak di kaka untuk memberikan efek jera. Hal ini disampaikan Gubernur Rusli saat Bakti Sosia NKRI di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Senin, (8/4/2019).
BACA JUGA : Murka Dengan Penyeludupan Miras, Gubernur Minta Pelakunya Di Tembak
“Kalau boleh tembak saja di kaki mereka ini (pengedar miras) supaya tidak bolak-balik lagi. Jadi diharapkan untuk semua masyarakat saya yang ada di daerah perbatasan, terlebih jajaran keamanan pak Kapolsek, pak Babinsa, tolong lebih diperketat lagi keamanannya.” pintah Rusli pada TNI/Polri
Hampir dalam setiap kesempatan tatap muka dengan masyarakat, Rusli mengingatkan agar warga berhenti konsumsi miras dan mabuk-mabukan. Selain haram dan berbahaya bagi kesehatan, miras penyumbang terbesar angka kriminalitas di daerah.
“Hampir 80 persen kasus kriminal di Gorontalo dipicu oleh miras. Jadi tolong berhenti konsumsi miras. Minuman ini haram dan tidak baik untuk kesehatan,” tegasnya.
BACA JUGA : Pintah Gubernur Rusli, ASN Harus Aktif Ajak Masyarakat Ke TPS
Seperti pelaksanaan Bakti Sosial NKRI Peduli yang sudah-sudah, ribuan warga yang hadir dipersilahkan untuk membeli sembako dengan harga murah. Komoditi seperti beras, minyak goreng, rica, bawah putih, bawang merah, gula pasir, telur dan ikan hanya dijual dengan harga Rp5.000 per kg. (rls)
Sumber : Humas Gorontalo Prov