Tradisi Malam Qunut di Batudaa, Ramai Dikunjungi Masyarakat

Tradisi Malam Qunut di Batudaa, Ramai Dikunjungi Masyarakat
Sejumlah Masyarakat Membeli pisang dan Kacang pada Malam Qunut di Pasar Payunga, Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, Selasa (27/04/2021). Foto: Andi 60DTK

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Pandemi covid-19 di Provisni Gorontalo memang belum berakhir. Hal ini membuat berbagai kegiatan khususnya yang hanya berlangsung di saat bulan Suci Ramadhan ditiadakan oleh pemerintah.

Meski begitu, ada satu tradisi masyarakat yang tetap berlangsung pada Ramadhan 1442 Hijriah ini. Tradisi tersebut ialah Malam Qunut yang biasanya berlangsung pada pertengahan Ramadhan, atau malam ke-16 puasa.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pasar malam yang biasanya berlangsung di lapangan Porbat Batudaa itu kini berlangsung di Pasar Payunga, Desa Payunga, Kecamatan Batudaa.

Dari pantauan awak media, lokasi tersebut dipenuhi ratusan masyarakat pada Selasa malam, (27/04/2021). Seperti biasa, masyarakat ini rata-rata datang untuk membeli buah pisang dan kacang goreng.

Tanpa Memikirkan Protokol Kesehatan, Masyarakat Berdesak-desakan di Pasar Payunga, Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, Serangkaian Malam Qunut
Tanpa Memikirkan Protokol Kesehatan, Masyarakat Berdesak-desakan di Pasar Payunga, Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, Serangkaian Malam Qunut. (Foto: Andi 60DTK)

Diketahui, pisang dan kacang sendiri merupakan dua jenis jualan yang umum dijual oleh para pedagang di pada malam Qunut. Hal inilah yang membedakan malam Qunut dari pasar malam lain seperti pasar senggol.

“Malam Qunut di Batudaa ini memang sudah jadi tradisi turun temurun. Setiap ramadhan pasti ini selalu ada, dan masyarakat ramai-ramai datang seperti ini,” kata Nanang, salah satu pengunjung yang diajak berbincang awak media.

Menurut Nanang, ramainya pengunjung tahun ini dikarenakan Malam Qunut pada Ramdhan 1441 Hijriah memang tidak ada. Sebabnya, penularan covid-19 di Gorontalo saat itu masih begitu tinggi.

“Jadinya mereka tahun ini sangat ramai datang. Dan ini sulit dibendung, karena ini sudah jadi tradisi,” pungkasnya.

Pos terkait