Universitas Bina Mandiri Prioritaskan Prodi Unggulan yang tidak Dimiliki Perguruan Tinggi lain di Gorontalo

Konferensi pers yang dilakukan oleh Yayasan Bina Mandiri Gorontalo atas ditetapkannya secara resmi Universitas Bina Mandiri Gorontalo melalui SK Menristekdikti pada tanggal 18 Oktober 2019 kemarin. Foto: Iyas/Pojok6.id

60DTK – Gorontalo: Setelah resmi menjadi Universitas Bina Mandiri Gorontalo, kini tantangan untuk menjalankan fungsi Universitas sebagai ruang intelektual harus di prioritaskan terutama pada pengembangan Program Studi, hal ini diungkapkan oleh Azis Rachman selaku Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo dalam keterangannya saat Konferens Pers di hadapan wartawan. Kamis (7/10/2019).

Azis mengungkapkan, UBM ini merupakan gabungan dari dua Sekolah Tinggi dengan studi ilmu yang berbeda, namun masih dalam naungan yang sama yaitu Yayasan Bina Mandiri Gorontalo.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap dengan adanya perubahan menjadi UBM, kami harus memastikan adanya perubahan dan pembeda. Yang menjadi pembeda ialah Program Studi yang kami buka menjadi tonjolan atau unggulan. Beberapa prodi yang ada di UBM pun, sampai dengan saat ini belum ada di Universitas yang lain,” ujar Azis Rachman kepada wartawan.

Kata Azis juga, ciri khas di UBM akan di prioritaskan untuk menjadi unggulan, khususnya untuk prodi dan fakulstas di masing-masing. Prodi administrasi rumah sakit merupakan salah satu program studi yang diunggulkan di UBM.  Menurutnya prodi ini diunggulkan, karena prodi ini belum tersedia di beberapa di Universitas di Gorontalo.

“Bahkan di Universitas Negeri dan Politeknik Kesehatan belum di akomodir. Artinya UBM hadir dengan memiliki ciri khas prodi unggulan tadi. Kemudian contoh lainnya yang diunggulkan yaitu prodi yang sangat dibutuhkan dan kami saja sangat kewalahan yaitu analis kesehatan. Analis kesehatan ini satu bidang keilmuwan yang sangat dibutuhkan saat ini. Baik itu di rumah sakit, puskesmas dan laboratorium,” jelasnya.

Dalam sisi pembangunan infrastruktur pun, Azis mengatakan, bangunan UBM diperkirakan jika bangunan kampus selesai. Namun saat ini pihaknya masih melakukan tahap pertama pembangunan, yakni dengan membangun ruangan kuliah dengan kapasitas 30 ruangan perkuliahan.

“Kami sudah menyediakan lahan untuk bangunan kampus UBM, kami perkirakan jika bangunan kampus UBM itu selesai dapat menampung 30 ribu mahasiswa yang nantinya akan melangsungkan perkuliahan. Kami melakukannya secara bertahap, yang pertama kami bangun setelah resmi menjadi UBM adalah ruangan kuliah dengan kapasitas 30 ruangan kuliah. Ini untuk mengantisipasi penerimaan maba.”

Ia juga menegaskan, UBM lebih mengedepankan penerimaan Maba dengan mempertimbangkan kualitasnya. Kami tidak mengejar sisi kuantitas meskipun ada targetnya. Tapi, yang paling penting dari itu sisi kualitasnya. Kami menerima mahasiswa sesuai kuota saja, karena untuk mengejar mutu pendidikan. “Agar lulusan dari UBM dapat menjadi lulusan terbaik dan berguna bagi daerah Gorontalo. Paling utama dalam hal pemilihan pekerjaan setelah lulus nanti.”

“Lulusan kami ini perlu di arahkan kepada sikap kemandirian yang artinya tidak tergantung pada persepsi orang ketika mereka lulus dari perguruan tinggi itu harus menjadi PNS,” tegas Azis.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait