60DTK.COM – Woman Institute for Research and Empowerment of Gorontalo (WIRE-G) berupaya menumbuhkan kesetaraan gender dan pemahaman hak-hak sipil di ruang-ruang kecil di desa.
Salah satu upaya WIRE-G dengan melakukan pelatihan intensif di dua desa di Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo tepatnya di dua dusun yakni dusun Limu dan Buyuo.
Pelatihan ini bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif tentang hak ekonomi, sosial, budaya, sipil, dan politik (Ekosob-Sipol).
Pelatihan ini melibatkan 30 peserta dari masing-masing dusun, terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang, termasuk generasi muda dan kelompok marginal.
Dengan dukungan dari Global Environment Facility-Small Grants Programme (GEF-SGP), WIRE-G menghadirkan fasilitator dari InHides dan komunitas Sampul Belakang.
Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk memetakan pemahaman awal peserta, dilanjutkan dengan kontrak belajar bersama.
Sesi-sesi pelatihan mencakup pemetaan masalah perempuan, pengantar konsep gender dan ketidakadilan struktural, serta pemahaman hak-hak dasar warga negara.
Salah satu sesi yang paling menggugah adalah pemetaan masalah perempuan, di mana peserta laki-laki mengaku baru menyadari ketimpangan yang selama ini dialami perempuan di lingkungan mereka.
“Kami jadi lebih memahami bahwa ketidakadilan gender bukan hanya masalah perempuan, tapi juga tanggung jawab bersama,” ujar salah satu peserta laki-laki.
Di Dusun Buyuo, Desa Pangahu, Pelatihan digelar di rumah warga, menciptakan suasana yang akrab dan partisipatif.
Sementara di Dusun Limu, Desa Bihe, kegiatan berlangsung di kediaman kepala dusun dan dibuka langsung oleh Kepala Desa Bihe, Parmin Bilo.
Dalam sambutannya, Parmin menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai fondasi membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
WIRE-G menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan bagian dari gerakan sosial yang bertujuan membangun kesadaran gender dari akar rumput.
Harapannya, para peserta mampu menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan sosial di komunitas masing-masing.