60DTK, Kota Gorontalo – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, AW Thalib menilai permasalahan yang bisa saja muncul saat perayaan tahun baru cukup kompleks. Tidak hanya soal pesta minuman keras, tapi juga balap liar, konvoi, kecelakaan lalu lintas, hingga penyalahgunaan narkoba.
Karena hal ini, Ketua Komisi I tersebut menyarankan aparat keamanan dan Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan edukasi sekaligus pengamanan pada momen tersebut.
“Penangkapan miras yang terjadi beberapa waktu lalu pertanda bahwa frekuensi miras yang masuk ke Gorontalo pada bulan Desember ini begitu besar. Apalagi persoalan saat ini adalah Gorontalo berada di urutan keempat yang belum lepas dari pengonsumsi miras di Indonesia, padahal tidak menjadi produsen,” kata AW Thalib pekan lalu.
Untuk mencegah peredaran dan konsumsi miras ini, Ia meminta pihak terkait membatasi kegiatan dan pengaturan jam perayaan tahun baru, termasuk juga mengendalikan melalui izin kegiatan.
“Tapi persoalan pada perayaan tahun baru begitu kompleks, tak hanya soal miras tapi juga tentang kelompok yang sering kebut-kebutan di ruas jalan atau balapan liar. Euforia ini pasti akan dilampiaskan di malam tahun baru,” ujarnya.
“Sedangkan angka kecelakaan lalu lintas di malam tahun baru cukup besar ketimbang hari lain. Sehingga itu harus ada pengendalian oleh kita semua selaku stakeholder untuk memberi edukasi dan mencegah agar tidak ada konvoi atau balap liar,” tambahnya.
Selain itu, Ia juga mengingatkan persoalan narkoba tidak boleh luput dari pantauan. Pasalnya, barang haram itu, dapat menjadi pemicu terjadinya kriminalitas.
“Perayaan tahun baru juga identik dengan pesta narkoba. Angka kriminalitas termasuk narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo menjadi acuan, bahkan menduduki peringkat kedua setelah penganiayaan, kekerasan terhadap anak dan perempuan,” pungkasnya. (adv)
Pewarta: Andrianto Sanga