BMKG Prediksi Kekeringan Yang Melanda Gorontalo Puncaknya Hingga September

Tanaman mentimun yang rusak akibat kekeringan yang melanda daerah Pilohayanga Barat. Foto: Zulkifli M.

60DTK – Gorontalo: Dampak kekeringan yang melanda Gorontalo turut dirasakan oleh warga kabupaten Gorontalo, di antaranya Laila dan Titin Nurhani. Kedua masyarakat tersebut mengeluhkan kekeringan yang melanda sebagian daerah di Gorontalo, khususnya di daerah kabupaten Gorontalo. Selasa, (3/9/2019).

“Lahan pertanian saya mengalami penyusutan air, dan berefek pada tumbuh kembangnya padi yang saya rawat,” ungkap Titin ketika ditemui saat memantau sawah yang ia kelola.

Bacaan Lainnya

Keluhan yang sama diungkapkan oleh Laila, akibat kemarau yang sangat panjang, ia terpaksa harus membuat sumur-sumur kecil untuk memenuhi kebutuhan air di keluarganya.

“Saya dan keluarga minum air dari sumur kecil ini, dan ada juga beberapa warga lainnya,” kata Laila.

Menanggapi peristiwa kekeringan yang terjadi di Gorontalo, Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo, Wahyu Guru I mengatakan bahwa hampir sebagian wilayah di Gorontalo mengalami kekeringan. Kekeringan ini karena musim kemarau yang terjadi dari bulan Agustus hingga September.

Menurut Wahyu, kemarau ini seharusnya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus, tapi di tahun ini terjadi pada bulan Agustus hingga September.

“Puncak kemarau di tahun ini pada bulan September, dan pada bulan Oktober memasuki musim peralihan,” ungkapnya.

Ia juga menuturkan, musim kemarau ini seperti musim-musim lainnya, seperti musim penghujan dan musim peralihan. Tapi, pihak BMKG memprediksi puncak kekeringan itu terjadi pada awal Agustus dan paling puncaknya di bulan September ini. “Kemarau tahun ini memang kering dibandingkan tahun kemarin.”

Wahyu juga menambahkan, ketika musim kemarau tiba pihak BMKG telah memberikan informasi kepada instansi-instansi terkait seperti dinas pertanian untuk mendapatkan informasi perkiraan dan prediksi cuaca.

“Informasi cuaca ini sebelumnya bisa didapatkan melalui stasiun dan tabloid yang dibagikan oleh pihak BMKG, serta telah diseminasikan ke dinas-dinas terkait,” imbuhnya di akhir wawancara.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait