Driver Grab Bike di Gorontalo Mogok Kerja

Driver Grab Bike. Foto: Isitimewa

60DTK – Daerah: Driver Grab Bike Gorontalo memilih mogok kerja atau Offbeat, karena kejelasan intensif yang baru diterapkan oleh pihak Grab Gorontalo dianggap merugikan bagi kalangan Driver Grab Bike, Sabtu (18/5/2019). Intensif yang semula di janjikan oleh pihak Grab Gorontalo tidak sesuai dengan apa yang telah diberitahukan sebelumnya, melalui pertemuan secara online yang hanya diikuti oleh ketua-ketua komunitas Grab Bike Gorontalo.

Pertemuan untuk membahas Intensif itu dilaksanakan seminggu kemarin, “Seingat saya hari, Rabu (9 Mei 2019). Pertemuan itu kita namakan Kopdar, jadi pihak kantor membahas mengenai aturan Intensif yang akan diterima oleh para Driver Grab Bike Gorontalo,” ungkap Nandi (nama Samaran) Driver Grab Bike yang tergabung dalam komunitas Grab Bike di Gorontalo.

Bacaan Lainnya

Namun, hasil pembahasan tersebut tidak sesuai harapan. Dan aksi yang dilakukan merupakan rasa kekecewaan dan bentuk protes para Driver sendiri dengan mogok kerja, yakni dengan berhenti beroperasi sampai ada kejelasan yang dikeluarkan oleh pihak Grab Gorontalo.

“Offbeat ini sudah dilakukan dari Kamis kemarin, dan rencananya sampai hari Minggu, itupun menunggu kejelasan dari kantor. Kalau memang tidak ada kejelasan, bisa saja aksi Offbeat ini akan terus berlanjut.

Nandi juga menjelaskan, bahwa keuntungan para Driver sebelumnya lebih baik, tapi pada saat penetapan skema Intensif pada hari Kamis (16/5/2019) kemarin, sangat membenani bagi para Driver itu sendiri.

“Kemarin itu kita di minta untuk berunding, terkait skema intensif yang baru. Kami diberikan contoh skema Intensif yang dipakai Grab dari kendari, yang rencananya akan juga diterapkan di Gorontalo,” jelas Nandi.

Nandi juga menjelaskan bahwa ketika pemaparan yang dibahas kemarin turut disepakati oleh ketua-ketua komunitas. Namun, penetapan Intensif berbeda dengan hasil diskusi yang telah dipaparkan.

Senada dengan Nandi, Ikbal (nama samaran) yang juga tidak mau disebutkan identitasnya, juga bergabung dalam komunitas Grab Bike di Gorontalo mengatakan hal yang sama. Ia menganggap perihal pemberlakuan Intensif baru ini membebani para Driver Grab Bike.

“Kalau Intensif yang lama, kita bisa menghabiskan 18 Trip atau 18 perjalanan bisa mendapatkan Intensif sebesar Rp65.000, tapi sekarang harus menghabiskan perjalanan sebanyak 30 kali baru bisa mendapatkan 300 Berlian yang kalau di uangkan sebesar Rp65.000 juga. Jelas kami merasa rugi dan terbenani,” ujar Ikbal.

Ungkapan Ikbal tersebut juga dibenarkan oleh beberapa kawan Driver Grab Bike yang ditemui oleh crew 60dtk.com semalam, Jumat (17/5/2019). Secara bersamaan mereka mengeluhkan atas Intensif yang mulai berlaku Kamis kemarin.

Menanggapi mogoknya Driver Grab Bike itu, Crew 60dtk.com juga menghubungi Koordinator Grab Bike Gorontalo. Zul sapaan akrab mereka kepada Koordinator Grab Bike di Gorontalo tersebut. “Iyo, Zul depe nama yang penanggungjawab Grab Bike, telepon saja dia,” sahut seorang Driver dari kejauhan.

Alhasil ketika di hubungi via telepon, nomor Koordinator Grab Bike itu tidak bisa tersambung. Namun, ketika di hubungi via chat Whatsapp, pesan itu masuk dan terbaca, tapi tidak di gubris, meskipun info Whatsapp-nya menjelaskan ia sementara Online.

Setelah menghubungi Zul Koordinator Grab Bike, kemudian Crew 60dtk.com menghubungi Boby sapaan akrabnya dari para Driver Grab Bike ini. “Dulunya dia Koordinator Grab Bike, tapi sudah pindah di Grab Car. Namun, dia tahu pasti persoalan Intensif yang dibahas secara online tersebut,” kata Nandi.

Setelah menghubungi Boby, hasil yang sama juga didapatkan. Telepon tak diangkat dan sms tak di balas sama sekali. Alhasil, karyawan Grab Gorontalo yang juga admin di kantor Grab Gorontalo berhasil dihubungi oleh Crew 60dtk.com. Nungky menjelaskan, bahwa persoalan Intensif yang dikeluhkan para Driver Grab Bike di Gorontalo merupakan keputusan Grab Pusat.

“Semua keputusan mengenai Intensif itu, adalah aturan dari pusat. Dan diberlakukan secara Nasional. Kita juga sementara melaporkan keluhan Driver Grab Bike di Gorontalo ke Kantor Grab Pusat,” papar Nungky.

Namun, Nungky tidak mengetahui secara pasti masalah penetapan Intensif yang telah dibahas pada pertemuan dengan para ketua-ketua Komunitas Grab Bike.”Pada Kamis malam itu, mereka (Driver) sudah bertemu dengan pihak kantor, dan sudah dijelaskan tentang aturan Intensif-nya. Tapi, beberapa diantaranya memilih Offbeat sebagai bentuk protes”.

“Saya tidak mengetahui pasti karena saya tidak ikut, tapi yang saya tahu semua keputusan berasal dari pusat. Maintenance penetapan Intensif pun dilakukan oleh pusat bukan dari pihak Grab Gorontalo,” tegasnya

Nungky juga mengatakan, bahwa sikap Offbeat para Driver Grab Bike ini juga menambah masalah baru. “Mereka para (Driver) yang memilih mogok atau Offbeat ini, melakukan Sweeping kepada rekan Driver yang sedang Online, dan mereka mendatangi langsung para Driver untuk mengajak tidak beroperasi selama belum ada kejelasan dari kantor Grab Gorontalo.”

“Info yang saya terima itu, mereka melakukan Sweeping, dan sampai ada yang memecahkan kaca ketika mendapati ada Driver Grab Bike yang Online,” Imbuhnya.

Namun, dilain sisi, Nandi, Ikbal dan beberapa anggota Driver Grab Bike yang termasuk dalam Komunitas Grab Bike Gorontalo, membenarkan adanya aksi Sweeping yang mereka lakukan.

“Aksi Sweping yang kami lakukan adalah sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama Driver. Dan masalah pemecahan kaca serta mengancam sebagian Driver yang Online ketika Sweeping dilakukan itu adalah berita bohong. Kalau ada, kami pasti langsung menindaklanjuti Driver yang melakukan tindakan tersebut,” ucap Nandi dan Ikbal mewakili Komunitas Grab Bike Gorontalo.


Penulis: Zulkifli Mangkau

Pos terkait