60DTK, Kota Gorontalo – Anggota DPRD Kota Gorontalo, Mucksin Brekat menekankan peristiwa bunuh diri di Provinsi Gorontalo yang sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir bukan suatu fenomena yang bisa dianggap biasa saja.
Menurut pria yang kini menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Gorontalo tersebut, kasus bunuh diri ini harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo.
Sebab, kata Mucksin, sejak Januari hingga Juli 2023 ini sudah ada lebih dari 20 kasus bunuh diri yang terjadi. Baginya, angka ini sangat signifikan dan sudah bisa dikatakan berada pada lefel darurat.
“Tren kasus bunuh diri ini bukan fenomena biasa, harus ada perhatian serius dari semua pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat,” tegas Mucksin Brekat usai mengikuti dialog di Stasiun RRI Gorontalo, Senin (10/07/2023).
Mucksin menambahkan, harus ada langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan mulai saat ini. Ia bahkan merespons positif pandangan salah satu psikolog, Christy Nainggolan, yang mengusulkan agar setiap puskesmas merekrut psikolog.
Ia memandang bahwa kehadiran psikolog di setiap puskesmas itu bisa membantu menurunkan angka kasus bunuh diri, mengingat puskesmas menjadi wadah berobat dan melakukan konsultasi terdekat bagi masyarakat yang memiliki masalah kesehatan maupun depresi.
“Usulan ini sangat bagus mengingat puskesmas menjadi sarana terdekat bagi masyarakat. Apalagi kalau langsung konsultasi ke psikolog itu kan berbayar, sementara kalau mereka disiapkan di puskesmas, mungkin bisa di-cover lewat BPJS,” jelasnya.
“Hal ini akan coba kita tindak lanjuti, kita akan menggelar pertemuan dengan pihak-pihak terkait agar di setiap puskesmas akan ada psikolog,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Mucksin juga menilai pemerintah perlu menyiapkan hotline center sebagai sarana konsultasi online yang dapat diakses masyarakat. Hotline ini harus aktif 1×24 jam.
“Ini juga sangat penting untuk membuka ruang diskusi dengan masyarakat yang mungkin ada keinginan bunuh diri. Dalam hotline center ini, tentu akan diisi oleh mereka ahli psikiater, psikolog, dan sebagainya,” pungkas Mucksin. (adv)
Pewarta: Andrianto Sanga