60DTK, Gorontalo – Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo merilis hasil survei angka kemiskinan di Gorontalo per Maret 2023, di mana ada penurunan yang cukup signifikan yakni turun 0,36 persen atau sudah 15,15 persen, Senin (17/07/2023).
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif menjelaskan, penurunan angka kemiskinan ini sudah sangat baik jika dibandingkan dengan provinsi lainnya.
“Angka kemiskinan Provinsi Gorontalo posisi Maret 2023 itu 15,1 persen, berarti ada penurunan yang cukup signifikan dibandingkan posisi terakhir di September 2022, jadi kemiskinannya kita menurun cukup drastis,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, penyebab utama terjadinya kenaikan angka kemiskinan di Gorontalo adalah inflasi pada komoditi beras, sementara upaya dari pemerintah dalam penyaluran bantuan sembako termasuk beras, telah memberikan dampak baik atas penurunan kemiskinan.
“Percepatan penurunannya lebih cepat dibandingkan angka nasional, jadi ini suatu hal yang saya pikir cukup menggembirakan. Angka kemiskinan kita dipicu oleh inflasi beras, tapi pemerintah sudah mengatasi melalui penyaluran bantuan,” jelasnya.
Memang diakuinya, angka kemiskinan di Gorontalo juga dipengaruhi dengan adanya tingkat pengangguran dan masyarakat yang mempunyai pekerjaan tetapi tetap miskin. Dalam artian, mereka yang mempunyai pekerjaan tetapi masih tetap masuk dalam kategori miskin. Misalnya, masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani, yang berpenghasilan rendah.
“Angka pengangguran itu tidak serta berkaitan langsung dengan kemiskinan. Maksud saya gini, banyak mereka yang bukan pengangguran mereka bekerja tapi miskin. Petani juga banyak yang begitu apalagi buruh tani, dia bekerja. Saat kami survei di survei angkatan kerja nasional, mereka bekerja sebagai petani tapi miskin,” ujarnya.
“Jadi banyak yang bekerja tapi banyak yang miskin, polanya Gorontalo agak berbeda dengan nasional atau di provinsi lain yang pertaniannya tidak dominan,” tandasnya. (adv)
Pewarta: Hendra Usman