60DTK, Kota Gorontalo – Siapa sangka, seorang Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, selama masa mudanya pernah meraih prestasi di bidang olahraga seperti pencak silat, salah satunya pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) tahun 1980, bahkan sempat meraih medali emas.
Tidak hanya itu, Marten juga menceritakan bahwa Ia pernah berhasil menyabet medali perak pada kejuaraan pencak silat Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1982.
“Di dalam pengalaman saya dalam kegiatan pencak silat sejak umur 19 tahun saya sudah beraktivitas, pertama sebagai atlet nasional, saya pemegang medali emas Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) se-Indonesia pada tahun 1980 POM di Makassar. Saya juga pemegang medali perak pada kejuaraan pencak silat Indonesia di Jakarta pada tahun 1982,” ungkap Marten, Jumat (18/08/2023).
Tak sampai di situ, setelah berhenti sebagai atlet, karier Marten di dunia pencak masih berlanjut. Ia pernah menjadi pelatih di salah satu perguruan yang ada di Sulawesi Utara, hingga perguruan ini menjadi salah satu organisasi penyumbang kemajuan pencak silat pada saat itu.
“Kemudian kedua saya meningkat menjadi coach atau pelath. Perguruan saya namanya Burung Ababil yang ada di Manado. Perguruan Burung Ababil itu telah menyumbangkan dan berkontribusi terhadap kemajuan pencak silat Provinsi Sulawesi Utara, termasuk Gorontalo pada saat itu, karena tujuh dari peserta PON, itu enam dari Perguruan Burung Ababil,” jelasnya.
Berkat pengalamannya itu, Marten mengatakan dirinya pernah dianugerahi Sabuk Pendekar oleh pengurus besar IPSI pada tanggal 9 September tahun 2016, yang pada saat itu bertepatan pada HUT IPSI, yang dilaksanakan di UNG.
“Memang hampir dilupakan. Alhamdulillah di zaman Ketua IPSI di tahun 2016 dianugerahi sabuk pendekar oleh pengurus besar PB IPSI, yaitu pada tanggal 9 September 2016, saya disematkan pendekar oleh pengurus besar IPSI di UNG ketika itu ada kegiatan,” tandasnya. (adv)
Pewarta: Hendra Usman