60DTK – Gorontalo: Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Gorontalo menggelar lomba wall art dalam rangka memeriahkan festival hijau yang dilaksanakan oleh FKH. Lomba wall art kali ini mengambil tema lingkungan, sama seperti tema-tema yang dipakai pada tema perlombaan kemarin dengan tema besarnya festival hijau.
Tapi, menurut Sri Sutarni Arifin, selaku panitia dan anggota FKH Kota Gorontalo, tema lomba wall art kali ini lebih berfokus pada tema: implementasi penerapan 8 atribut kota hijau.
Peserta yang mengikuti lomba sendiri terdiri dari mahasiswa dan siswa, tetapi pada saat hari perlombaan, kata Sri, peserta dari kalangan siswa tak hadir hanya yang dari mahasiswa. Lomba wall art ini pun dilaksanakan di dua tempat: di Kelurahan Limba U1 dan Kelurahan Limba U2, Kota Gorontalo.
“Peserta lomba wall art ini dari lintas jurusan, ada yang dari mahasiswa pertanian, arsitek, senirupa bahkan ada dua orang siswa yang mendaftar tapi belum datang hingga saat ini,” ujar Sri saat di wawancarai wartawan di lokasi wall art yang berada di Kelurahan Limba U1, Kota Gorontalo, Minggu (27/10/2019).
Kata Sri, pelaksanaan lomba wall art dengan memakai tema lingkungan secara konsisten dilakukan dari tahun 2017 kemarin. Pemakaian tema ini ditujukan untuk mengkampanyekan kepedulian warga yang tinggal di pemukiman agar peduli terhadap lingkungannya.
“Pada tahun 2017 kemarin temanya ‘kembalikan hijau kotaku’, tahun 2018 ‘ruang kota berkualitas’, dan tahun 2019 temanya ‘implementasi 8 atribut kota hijau’, yang keseluruhan tema berfokus pada kepedulian lingkungan kota,” kata Sri.
Sri juga menuturkan, semua gambar yang diilustrasikan harus mengikuti tema lingkungan yang telah ditentukan panitia, karena nantinya di dinding ini akan menjadi media kampanye juga. Apalagi dinding berada di pemukiman masyarakat, minimal masyarakat melihat ada kampanye tentang lingkungan dari dinding ini.
“Sudah tiga kali kami mengadakan lomba wall art, tapi kurang diminati pendaftar. Makanya kami hanya membuka jumlah pendaftar dengan kuota 20 orang saja. terlebih lagi di Gorontalo, mural belum dijadikan secara masif oleh masyarakat Gorontalo sebagai bahan kampanye. Belum seperti Jogja dan Bali,” jelasnya.
Kata Sri Juga, implementasi penerapan 8 atribut kota hijau sampai dengan saat ini belum terkelola dengan baik, seperti: pengelolaan sampah yang bijak, green planning, ruang terbuka hijau; green energi masih jauh dari harapan.
“Belum ada di Gorontalo yang menggunakan energi yang terbarukan, misalnya bangunan seperti hotel, penginapan, menggunakan sumber energi listriknya dari panel surya. Dan green transportasi juga belum diterapkan,” tutup Sri.
Penulis: Zulkifli M.