60DTK, GORONTALO: Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo mendapat kehormatan besar dengan kedatangan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, pada Sabtu (3/5/2025). Kunjungan ini berlangsung di Auditorium Kampus UBM dan dihadiri oleh para pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari wilayah LLDikti XVI yang meliputi Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Mengusung tema “Bergerak Bersama Wujudkan Diktisaintek Berdampak”, kegiatan ini menjadi forum dialog terbuka antara Menteri dengan pimpinan PTS, baik yang hadir secara langsung maupun secara daring melalui platform Zoom, tercatat lebih dari 160 peserta turut bergabung secara online.
Rektor UBM Gorontalo, Dr. Titin Dunggio, M.Si, M.Kes, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kunjungan Menteri ke kampus yang ia pimpin. Ia menyebut momen ini sebagai sejarah baru, mengingat ini adalah kali pertama pimpinan PTS se-LLDikti XVI dapat berdialog langsung dengan Menteri Diktisaintek
.“Selamat datang di Gorontalo dan di Kampus UBM Pak Menteri. Ini adalah momentum yang sangat berharga, tidak hanya bagi kami sebagai tuan rumah, tetapi juga bagi seluruh PTS di wilayah LLDikti XVI,” ujar Rektor Titin.
Dalam sambutannya, Prof. Brian Yuliarto mengapresiasi semangat kolaboratif yang ditunjukkan para pimpinan PTS. Ia menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan sektor industri dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi di era modern. Menurutnya, lebih dari 4.000 dari total 4.500 perguruan tinggi di Indonesia adalah PTS, yang memiliki peran strategis dalam mencetak lulusan berkualitas dan mendorong kemajuan daerah.
“Potensi di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah sangat besar. Ini membutuhkan terobosan inovatif untuk mengelola sumber daya alam secara maksimal. Dengan begitu, industri-industri strategis akan berkembang dan jumlah mahasiswa pun akan meningkat,” ungkap Menteri Brian.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tidak akan menambah kuota mahasiswa baru pada jenjang Sarjana (S1), sehingga PTS tetap memiliki ruang besar untuk merekrut calon mahasiswa. Kementerian, lanjutnya, juga mendorong pemanfaatan bersama fasilitas laboratorium antara PTN dan PTS, dengan pengelolaan yang tertib dan terstruktur.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa agar benar-benar berdampak dan menjadi solusi atas permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
Kepala LLDikti Wilayah XVI, Munawir Sadzali Razak, M.A., yang bertindak sebagai moderator dalam sesi dialog, menyampaikan bahwa antusiasme dari para pimpinan PTS sangat tinggi. Diskusi berjalan hangat dan konstruktif, menandai semangat bersama untuk membangun pendidikan tinggi yang inklusif dan berdampak nyata.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat untuk memperkuat kolaborasi antarlembaga pendidikan tinggi di kawasan timur Indonesia, demi mewujudkan visi besar Diktisaintek: Kampus Berdampak untuk Indonesia Maju.