Pemerhati Arsip Sejarah, Seni, dan Budaya Gorontalo Gelar FGD

Sekdaprov Gorontalo, Darda Daraba, saat memberikan sambutan pada FGD yang digelar di Ruang Tunggu Hotel Grand Q, Sabtu (5/12/2020). (Foto: Humas Pemprov)

60DTK, Gorontalo: Pemerhati arsip sejarah, seni, dan budaya Gorontalo, menggelar diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) di Ruang Tunggu (lobby) Hotel Grand Q, Sabtu (5/12/2020).

Acara yang digelar dalam rangka memaknai HUT ke-20 Provinsi Gorontalo tersebut mengusung tema, Penelusuran Arsip Sejarah Seni dan Budaya Daerah Gorontalo Sebagai Serambi Madinah. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Gorontalo, Darda Daraba.

Bacaan Lainnya

Darda pun memberikan apresiasi kepada pemerhati sejarah, seni, dan budaya Gorontalo, para sesepuh sejarawan, karena sejauh ini sudah terus berupaya menggali serta mengolah data dan informasi yang dibutuhkan untuk memperkaya khazanah catatan peristiwa yang relevan.

“Saya sudah pernah diskusi dengan beliau (Ibu Ros), kita harus duduk bersama untuk menelusuri sejarah Gorontalo sebagai Serambi Madinah, dan malam ini bertepatan dengan HUT Provinsi Gorontalo dilaksanakan FGD, ini sangat luar biasa,” ucap Darda.

Ia menuturkan, Gorontalo sebagai Serambi Madinah memiliki nilai sejarah yang luar biasa, yang bisa menjadi referensi pembangunan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, serta sebagai bahan pertanggungjawaban generasi sekarang kepada generasi di masa yang akan datang.

Untuk itu, mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo Darda berharap, pemerhati sejarah, seni, dan budaya Gorontalo bisa merangkum catatan peristiwa dalam satu buku yang menjadi bukti sejarah Gorontalo yang berguna untuk generasi berikutnya.

“Tidak perlu buku yang terlalu tebal, langsung straight to the point inilah sejarahnya Gorontalo sebagai Serambi Madinah,” imbuh Darda.

Sementara itu, Ketua Pemerhati Arsip Sejarah, Seni, dan Budaya Gorontalo, Rosnawati Ishak mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiatif dari pemerhati sejarah, seni, dan budaya daerah Gorontalo, yang ingin menelusuri sejarah Gorontalo, khususnya daerah Gorontalo sebagai Serambi Madinah.

“Di daerah lain sudah banyak, tetapi Gorontalo belum ada. Jadi saya sebagai arsiparis yang pertama di Provinsi Gorontalo, insyaallah akan mencetus penelitian saya tentang arsip sejarah seni dan budaya daerah Gorontalo. Kita pilih beberapa orang sejarawan dan tokoh-tokoh adat untuk memberi ide-ide, kemudian kita menyusun satu buku yang akan kita seminarkan dan launching pada bulan Februari nanti,” pungkasnya.

Diketahui, acara tersebut juga turut dihadiri oleh para sejarawan Gorontalo, pemerhati sejarah Gorontalo, Asosiasi Arsiparis Indonesia wilayah Gorontalo, Dewan Kesenian Daerah Gorontalo, Ikatan Seniman Daerah, Asosiasi Sanggar Seni Budaya Gorontalo, serta akademisi. (adv/rls)

 

Sumber: Humas Pemprov Gorontalo

Pos terkait