Pemkot Gorontalo Komitmen Turunkan Stunting, Posisi Tersisa 270 Anak

Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono saat memberikan arahan pada rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting tingkat Kota Gorontalo, Selasa (15/08/2023). (Foto: Kominfo)

60DTK, Kota Gorontalo – Sejak tahun 2022 kemarin, Pemerintah Kota Gorontalo terus berkomitmen menurunkan angka stunting dengan melaksanakan delapan aksi. Usaha itu pun telah membuahkan hasil. Angka stunting yang tadinya 26,5 persen turun menjadi 19,1 persen.

Posisi angka stunting di Kota Gorontalo saat ini berjumlah 270 anak, di antaranya terdiri dari Kota Barat 71 anak, Kota Selatan 70, Kota Timur 2, Kota Utara 1, Siapatana 38, Dumbo Raya 22, Hulonthalangi 14, Dungingi 17, dan Kota Tengah 35 Anak.

Bacaan Lainnya

Melihat angka-angka ini, Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono mengingatkan bahwa perjalanan menuju 2045 Indonesia Emas atau bebas dari stunting masih sangat panjang. Diperlukan kerja sama dari semua elemen, termasuk peran dari masyarakat.

“Dalam upaya penanganan anak yang bermasalah gizi atau stunting dapat dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengetahui penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung,” ungkap Ryan saat memberi sambutan saat rakor stunting, Selasa (15/08/2023).

“Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, diperlukan komitmen bersama dengan melibatkan peran pentahhelix seperti forum komunikasi pimpinan daerah, dunia usaha, perusahaan swasta, perguruan tinggi, media massa dan seluruh masyarakat,” tambahnya.

Ryan juga mengatakan, stunting pada anak dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Ciri-ciri anak stunting pun dapat dilihat dari panjang atau tinggi badan menurut umur lebih rendah dari standar nasional.

“Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit, anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya, bahkan stunting dan berbagai bentuk masalah gizi lainnya diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2 sampai 3 persen produk domestik bruto atau PDB setiap tahunnya,” tandasnya. (adv)

 

Pewarta: Hendra Usman

Pos terkait