Sebagai Penyandang Pulanga Tinepo, Rachmat Gobel Harus Menjaga Tutur Kata

  • Whatsapp
Ketua Lembaga Adat Kota Gorontalo, Abdullah Paneo saat memberikan keterangan kepada pers terkait video dugaan Racmat Gobel mengatakan Rusli Habibie Penipu, Minggu (7/04/2019). (Foto - Iwandije, pojok6.com)

60DTK-POLITIK – Gelar adat atau pulanga yang disandang Rachmat Gobel haruslah menjadi batasan untuk dirinya dalam bersikap dan bertutur. Hal ini ditegaskan Ketua Lembaga Adat Kota Gorontalo, Abdullah Paneo, ketika menggelar Konferensi Pers terkait beredarnya video yang diduga Rachmat Gobel mengatai Rusli Habibie sebagai penipu.

“Seorang yang sudah diberikan pulanga itu sebenarnya pembatas, sudah dibentengi untuk menjaga perkataannya dan sikapnya,” kata Abdullah Paneo, Minggu (7/4/2019).

Bacaan Lainnya
banner 468x60

Meskipun perkataan penipu kepada Rusli Habibie tersebut hanya dikemukakan Rachmat Gobel pada ruang lingkup tertentu, tetapi batasan untuk menjaga perkataan dan sikap harus tetap diperhatikan oleh seseorang yang telah memangku gelar pulanga.

Apalagi di era sekarang ini, berkat adanya perkembangan teknologi yang menjadikan perbincangan terbatas begitu mudahnya menjadi konsumsi publik.

“Kalau era – era dulu kita tidak terasa, tapi era – era digital sekarang begitu mudahnya diviralkan. Makanya kita hati – hati ya,” ucap Abdullah Paneo.

Senada dengan hal itu, Baa’te lo Hulondalo, Karim Laiya menegaskan, seseorang yang sudah diberi gelar pulanga harus berhati – hati dalam berperilaku dan bersikap. Karena gelar pulanga itu diberikan berdasarkan 5 aspek.

“Kalau kita bicara tentang seseorang yang akan diberikan penghargaan adat pulanga dilihat dari lima segi yakni, pahawe (perilaku), o’oliyo’o (ketekunan dalam agama), motolongala’a (bagaimana bermasayarakat dan kekeluargaan), motonggo lipu (berpemerintahan) dan ilmota (prestasi atau kontribusi untuk daerah),” kata Karim Laiya.

Terkait sikap lembaga adat terhadap pelanggaran perilaku dan perkataan yang dilakukan oleh seseorang yang sudah memangku pulanga, harus dibicarakan secara bersama oleh Limo Lo Pohala’a.

“Setelah itu dibicarakan secara bersama, kemudian akan ada titik temu sikap kita di Limo Lo Pohala’a itu bagaimana,” tukas Karim Laiya.

Pewarta : Fry

banner 468x60

Pos terkait