Tim Pengendali Inflasi Terus Berinovasi Hadapi Pandemi Covid-19

Idris Rahim
Wagub Gorontalo, Idris Rahim (kanan) Saat Mengikuti Rakor TPID Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Tahun 2020 Melalui Daring, berlangsung di aula KPw BI Gorontalo, Kamis (25/6/2020). Foto: Haris-Humas

60DTK, Gorontalo – Pandemi Covid-19 yang terjadi di Provinsi Gorontalo sejak awal April lalu, telah membawa banyak dampak pada berbagai sektor seperti perdagangan dan pertanian.

Dampak dari dua sektor ini dinilai akan memunculkan inflasi. Harga komoditas pertanian (bahan pangan) yang ada di dalam daerah diperkirakan mengalami kenaikan. Sebab ketersediaannya terus berkurang, di sisi lain kebutuhan masyarakat juga naik.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Wagub Idris Rahim Resmikan TK Alkhrairaat Di Kota Gorontalo 

Untuk menjaga laju inflasi tetap terkendali, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo melaksanakan berbagai program khususnya dalam menjaga ketersediaan bahan pangan. Program ini diantaranya penerapan pasar digital. Dikatakan, program tersebut sebagai upaya tindak lanjut dari arahan Kementerian Kominfo dan Perdagangan.

“Contohnya seperti Patali Shooping Point oleh TPID Kota Gorontalo, program Belanja Online oleh TPID Kabupaten Pohuwato, serta Sistem Pasar Rakyat Digital oleh TPID Kabupaten Gorontalo,” kata Wagub Idris Rahim, pada Rakor TPID Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tahun 2020, Kamis (25/6/2020).

Selain program pasar digital, TPID Gorontalo dengan menggandeng KPw BI Provinsi Gorontalo, juga melaksanakan program Kawasan Rumah Pangan Lestari yang diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota hingga ke tingkat Desa. TP PKK juga ikut terlibat dalam penerapan program tersebut.

Baca Juga: Awal Mula Cap Tikus Disulap Jadi Hand Sanitizer

Tidak sampai disitu, TPID juga melaksanakan program kemandirian pangan. Dijelaskan, program ini mendorong masyarakat untuk menanam sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah di pekarangan rumah sebagai dapur hidup.

“Program dapur hidup ini digagas oleh bapak Gubernur Gorontalo agar warga penerima bantuan dari Pemprov Gorontalo dapat menanam komoditas utama penyumbang inflasi yaitu barito atau bawang, rica, tomat. Tujuannya untuk kemandirian pangan keluarga,” jelas Idris.

Lebih jauh, kata Idris, TPID bersama KPw BI Provinsi Gorontalo juga telah menerapkan teknologi Ozon. Teknologi ini merupakan alternatif untuk menggantikan penggunaan bahan pengawet berbahaya, namun tetap bisa menahan pembusukan komoditas pertanian dalam waktu yang lebih lama dan tetap aman untuk dikonsumsi.

“Ke depan kita akan terus melakukan inovasi dalam pengendalian inflasi daerah, khususnya menjaga ketersediaan pasokan komoditas utama yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (adv)

 

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait