Untuk Penggemukan Sapi, Gubernur Gorontalo Teken MoU dengan Pengusaha Jagung

Untuk Penggemukan Sapi, Gubernur Gorontalo Teken MoU dengan Pengusaha Jagung
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail di sela-sela penandatanganan MOU program penggemukan sapi dengan enam perusahaan yang berlangsung di Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (02/12/2025). Foto: ist

60DTK.COM – Pemerintah Provinsi Gorontalo terus berupaya menjadikan pertanian sebagai sektor unggulan daerah.

Salah satunya dengan menggandeng enam pengusaha dan eksportir jgung untuk bekerjasama dalam hal pengembangan dan penggemukan sapi.

Penandatangan MoU ini berlangsung di Restauran Indragiri Resto Racikan Nusantara, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/12/2025).

Sedikitnya ada enam pengusaha yang terlibat dalam kerjasa sama ini, Turut hadir langsung pada penandatanganan tersebut para direktur yakni Cristian Chandra Kusuma dari PT Seger Agro Nusantara, Mr. Cao Yi dari PT Agro Utama Indonesias dan Haryono Lie dari PT Sinar Pangan Abadi.

Ada juga Mohamae Rivaldy Lanti dari PT Santosa Utama Lestari, Jasin Mohammad dari PT. Gorontalo Pangan Lestari dan Sigit Sugianto Harison dari PT Subur Mega Perkasa.

Kerja sama dengan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang dan Produsen Jagung Indonesia (PEJAGINDO) itu,  setidaknya dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas sapi di Gorontalo.

Komoditi yang dipandang punya prospek cerah sebab laris dikirim ke pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa.

“Untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar daerah maka perlu usaha pengembangan sapi potong. Usaha ini perlu dukungan pihak-pihak yang memiliki modal dan bisa berinvestasi dalam penggemukan ternak sapi potong di Provinsi Gorontalo,” kata Gusnar.

Pengusaha jagung ini selain punya modal besar, jagung menjadi pakan utama ternak. Diharapkan keduanya saling bersinergi dalam upaya pengembangan dan penggemukan sapi potong.

Data Dinas Pertanian menunjukkan bahwa potensi sapi Gorontalo cukup menjanjikan dengan populasi ditaksir mencapai 164.789 ekor dengan produksi daging sapi 2.198 ton.

Sementara itu konsumsi daging sapi Gorontalo hanya 1.657 ton yang artinya surplus 541 ton. Potensi itu bisa terus meningkatkan dengan kontribusi dari para pengusaha jagung.

“Jadi kalau biasanya bapak-bapak hanya menjual jagung Gorontalo ke luar pulau atau bahkan di ekspor ke mana-mana, maka dengan perjanjian kerja sama ini bisa mengembangkan bidang usaha baru yaitu penggemukan sapi,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Umum PEJAGINDO Tani Harmoko yang turut hadir pada kesempatan tersebut menyambut baik kerja sama yang dirintis.

Menurutnya, kerja sama ini akan berdampak besar bagi peternak dan masyarakat di sekitar gudang para pengusaha jagung di Gorontalo.

“Perlu diingat bahwa core business para pengusaha ini adalah perdagangan jagung. Bagaimana meningkatkan produksi jagung petani dan meningkatkan penjualan ke peternakan atau feedmil. Supaya tidak mengganggu aktivitas utama karyawan di produksi jagung, maka pengusaha bisa menggandeng peternak lokal untuk penggemukan sapi,” tuturnya.

Pihaknya berharap, branding Gorontalo sebagai daerah jagung bisa semakin bertambah sebagai penghasil sapi potong terbaik di Indonesia. Hal itu tidak saja berkontribusi pada ketahanan pangan nasional tapi juga peningkatan ekonomi di daerah. (adv)

Pos terkait