60DTK – Gorontalo: Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menilai, kinerja PLN Gorontalo cukup baik. Hal itu disampaikan usai menerima Manager PLN Gorontalo Edi Cahyono untuk berpamitan menunaikan tugas barunya di Provinsi Bali.
“Kinerja PLN Gorontalo di bawah kepemimpinan Pak Edi cukup baik. Indikatornya jelas, selama setahun lebih memimpin PLN Gorontalo hampir tidak terjadi pemadaman listrik di Gorontalo”, ujar Wakil Gubernur itu saat menerima Cahyono di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Gorontalo, Senin (12/08).
Bahkan lanjutnya, kondisi kelistrikan di Gorontalo dengan jaringan interkoneksi Sulutgo saat ini sudah mengalami surplus. Menurutnya, hal itu berkat pembangunan PLTG Paguat dengan kapasitas 2×50 Megawatt yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016. Selain itu, ditunjangi oleh beroperasinya satu pembangkit PLTU Anggrek dengan kapasitas 25 Megawatt dari dua unit pembangkit yang akan akan dibangun di lokasi tersebut.
“Perekonomian Gorontalo terus tumbuh. Tentunya, ini harus ditopang oleh ketersediaan listrik. Oleh karena itu, atas nama pemerintah dan masyarakat Gorontalo, saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Edi atas dedikasi dan kinerjanya selama bertugas di Gorontalo”, lanjut Idris.
Hal senada diutarakan oleh Edi Cahyono, yang menyebutkan kondisi kelistrikan di Gorontalo secara daya sudah cukup. Sementara untuk kondisi kelistrikan keandalan, PLN Gorontalo berupaya untuk melakukan pemeliharaan jaringan dari gangguan alam berupa binatang dan pohon.
“Untuk gangguan binatang kita sudah gunakan perisai untuk melindungi isulator PLN. Kalau untuk pohon, kita lakukan pemangkasan cabang – cabang yang mengganggu jaringan PLN. Dengan upaya itu, masyarakat bisa rasakan sendiri apakah sekarang lebih sering padam atau tidak? Saya yakin tidak”, jelas Edi.
Olehnya lanjut Edi, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tersebut, PLN Gorontalo sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kelistrikan kepada masyarakat dan sejumlah SMA.
“Kita ajak masyarakat untuk sama – sama memelihara jaringan listrik. Contoh sederhananya, masyarakat ikut mencegah atau melarang anak – anak bermain layangan dekat jaringan listrik. Karena itu sangat berbahaya dan berisiko mengganggu jaringan listrik”, pungkasnya. (adv/kasim)