16 Kecamatan Kesulitan Air, Gubernur Tetapkan Gorontalo Darurat Kekeringan

Bangkai ikan sapu-sapu yang mati akibat kekeringan yang melanda danau Limboto. Foto: Zulkifli M.

60DTK – GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan Gorontalo darurat kekeringan. Penetapan status darurat itu didahului Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Kekeringan yang dipimpin Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Senin (16/9/2019).

Sebelum Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menetapkan Provinsi Gorontalo darurat kekeringan, sebelumnya tiga kabupaten yaitu Bone Bolango, Boalemo dan Kabupaten Gorontalo sudah menetapkan status darurat kekeringan.

Bacaan Lainnya

“Hasil konfirmasi kami Bapak Gubernur, hari ini juga sedang berlangsung rapat di Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Pohuwato yang juga menetapkan status siaga darurat,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Gorontalo, Sumarwoto.

BACA JUGA : 205 Desa Di Kabgor Terdampak Kekeringan

Data di BPBD menyebutkan, jumlah korban dampak kekeringan sebanyak 32.624 jiwa tersebar di 16 kecamatan di tiga kabupaten. Warga di daerah tersebut kesulitan mengakses air bersih. Ada juga laporan kebakaran lahan dan rumah yang sudah mencapai 105 kejadian.

Untuk merespon status darurat kekeringan, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menginstruksikan tiga hal kepada Sekretaris Daerah dan instansi teknis kabupaten/kota. Pertama memetakan dampak kekeringan hingga ke tingkat dusun, kedua menyusun anggaran untuk intervensi berbagai bantuan dan ketiga segera menyiapkan Peraturan Gubernur untuk menindak tegas pelaku pembakaran lahan.

BACA JUGA : Laila, Berjuang Di Tengah Kemarau

“Apapun yang diputuskan sekarang komitmen kita segera ditindaklanjuti. Saya tidak mau setelah dari sini mau dirapatkan-rapatkan lagi. Apapun keputusan kita demi rakyat dalam rangka menghadapi kekeringan sekarang segera kita kerjakan,” tegas Rusli.

BACA JUGA : BMKG Prediksi Kekeringan Yang Melanda Gorontalo Puncaknya Hingga September

Selain masalah kekurangan air bersih, masyarakat Gorontalo menghadapi ancaman gagal panen pertanian. Ditaksir ada 330 hektar sawah dan 1.850 hektar lahan jagung yang terdampak. Data tersebut masih akan diverifikasi lapangan oleh Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. (adv)

Sumber : Humas Gorontalo Prov 

Pos terkait