60DTK-Kab. Gorontalo: Dampak dari Musim kemarau yang panjang mengakibatkan sekitar 205 desa di kabupaten Gorontalo terdampak kekeringan. Desa-desa terdampak ini berada pada 17 kecamatan dari 19 kecamatan yang tersebar di kabupaten Gorontalo. Data 205 desa yang terdampak ini telah dikonfirmasi langsung kepada kepala unit pemadam kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo.
“Dari 205 desa yang terdampak itu rata-rata kekurangan air bersih dan gagal panen,” ujar Kepala Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gorontalo, Farid Taha, saat diwawancarai di kantor BPBD Kabupaten Gorontalo. Rabu (4/9/2019).
Menurut Kepala Unit Damkar tersebut, dampak kekeringan yang sangat dirasakan warga ialah kurangnya air bersih untuk keperluan mereka sehari-hari. Farid Taha juga mengatakan, bahwa permasalahan bencana kekeringan yang melanda wilayah kabupaten Gorontalo ini telah menjadi perhatian sejumlah pihak dan hal ini telah dibahas pada rapat bersama Bupati dan OPD terkait.
“Pembahasan penanganannya sudah kami bahas dengan Bupati, ada beberapa solusi yang telah disepakati. Solusi tersebut berupa penanganan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” ujarnya.
Lanjutnya, solusi yang telah dilakukan saat ini adalah solusi jangka pendek. “Solusi jangka pendek yang telah kami upayakan dengan memberikan suplai bantuan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan suplai air bersih.”
Ia juga menuturkan, untuk mensuplai air bersih di beberapa titik yang terkena dampak sesuai surat yang masuk dari desa dan kecamatan. “Kemarin kami memberikan suplai air khususnya di Ombulo sebanyak 2 kali, Bongomeme 2 kali, dan Telaga Biru 1 kali. Itupun sesuai surat yang masuk, dan kami sipa melayani hingga 24 jam.”
Menurut Farid juga suplai air yang telah dilakukan oleh pihaknya sudah berlangsung selama 10 hari untuk suplai air bersih. “Bukannya hanya Damkar dan BPBD yang menangani persoalan suplai air, tapi kami juga dibantu oleh instansi lainnya seperti dinas sosial dan PDAM dalam menyuplai air,” tambahnya di akhir wawancara.
Penulis: Zulkifli Mangkau