Awal Mula Cap Tikus Disulap jadi Hand Sanitizer

Rusli Habibie
Gubernur Gorontalo tengah memperlihatkan Hand Sanitizer berbahan cap tikus kepada Gugus Tugas Nasional saat menjadi narasumber Talk Show, Rabu (24/6/2020). (Foto-Salman/Humas).

60DTK, Gorontalo – Peredaran dan konsumsi minuman keras (miras) jenis cap tikus di Provinsi Gorontalo saat ini masih terbilang cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan adanya pemusnahan ribuan liter cap tikus yang telah beberapa kali dilakukan oleh Aparat TNI-Polri di Gorontalo.

Berangkat dari kondisi yang terjadi, Gubernur Goronalo Rusli Habibie mendapatkan ide untuk memanfaatkan cap tikus hasil sitaan TNI-Polri sebagai bahan baku pembuatan Hand Sanitizer.

Bacaan Lainnya

Memang, kebutuhan Hand Sanitizar saat ini cukup tinggi. Itu disebabkan adanya pandemi Covid-19 di Provinsi Gorontalo. Tidak hanya ketersediaan barang yang menjadi langka, namun juga harga jual yang semakin tinggi.

“Ketika saya diundang oleh Kapolda Gorontalo dan Danrem untuk memusnahkan kurang lebih 40 ton cap tikus yang dijadikan barang bukti, ide ini muncul. Sayang kan kalau dibuang-buang,” ungkap Rusli saat melakukan Talk Show melalui daring dengan Gugus Tugas Nasional, Rabu (24/06/2020).

Rusli mengatakan, cairan pembersih hasil olahan cap tikus itu disebut Hand Sanitizer Shopi. Rusli mengklaim, kadar alkohol hasil Hand Sanitizer tersebut bisa mencapai 70 persen.

Rusli juga menegaskan, pengolahan cap tikus ini telah di koordinasikan dengan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Ia bahkan telah menawarkan kerja sama antara kedua pihak soal pembuatan Hand Sanitizer dari cap tikus tersebut. Sebab, jenis minuman itu banyak berasal dari Sulawesi Utara.

“Beliau setuju, dan nanti kita bikin MoU. Dengan demikian, minuman cap tikus ini tidak kucing-kucingan lagi dengan petugas berwajib. Petani juga tidak rugi, saya juga tidak rugi, masyarakatnya tak minum miras, kita coba bikin ini sebagai Hand Sanitizer yang berkualitas,” imbunya.

Lebih jauh, Rusli telah berencana untuk memproduksi secara massal Hand Sanitizer dari hasil olahan cap tikus itu. Tujuannya, guna memenuhi kebutuhan di berbagai daerah di Indonesia.

“Nanti ini akan kita bagi-bagikan ke masyarakat. Produk yang dibuat oleh HIPMI dan anak-anak muda ini rencana juga akan diproduksi untuk kebutuhan nasional. Nanti saya kirimkan ke gugus tugas pusat juga,” pungkasnya. (adv)

Penulis : Andrianto Sanga

Pos terkait