60DTK, Gorontalo: Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Gorontalo mendesak pemerintah pusat untuk membentuk tim independen pencari fakta, guna mengusut kasus penembakan yang dilakukan oleh aparat yang menewaskan enam orang rakyat Indonesia.
Pernyataan sikap ini menyusul sikap dari KAMMI pengurus pusat, terkait simpang siurnya pemberitaan media massa soal konferensi pers dari aparat bahwa aksi penembakan terjadi karena pihak FPI melakukan perlawanan terlebih dahulu.
Baca juga: Remaja 16 Tahun Di Lemito Ini Jadi Korban Panah Wayer Selanjutnya
Begitu juga konferensi pers yang dilakukan oleh ormas FPI yang mengatakan bahwa telah terjadi penculikan anggota sebanyak enam orang, dan terjadi penembakan di tol Jakarta–Cikampek KM50.
“KAMMI Daerah Gorontalo mendesak agar segera membentuk tim independen pencari fakta,” ujar Ketua Umum KAMMI Gorontalo, Ahmad Randi kepada awak media, Rabu (9/12/2020) malam.
Baca juga: Mencegat Manuver Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Ia menegaskan, sebagai organisasi kepemudaan yang menginginkan titik jelas dari permasalahan tersebut, pihaknya berpendapat bahwa menghabisi nyawa orang yang tidak jelas kesalahannya adalah pelanggran HAM yang berat. Terlebih ditambah CCTV di TKP yang mati secara tiba-tiba, yang kemudian justru lebih banyak menimbulkan tanda tanya.
“KAMMI tidak berdiri di kubu mana pun, KAMMI hadir sebagai sebuah organisasi kepemudaan yang menginginkan titik jelas dari permasalahan ini, ketika terjadi penembakan apa masalahnya, ketika bersalah mana buktinya? Itu yang harus dikumpulkan,” tegasnya.
Pewarta: Hendra Setiawan