DPRD Gelar Rapat Gabungan Komisi Bahas Laporan Manajemen Masjid Hunto

Suasana rapat gabungan Komisi A dan Komisi B DPRD Kota Gorontalo membahas laporan masyarakat terkait manajemen Masjid Hunto Sultan Amai, Senin (17/10/2022). (Foto: Andi 60dtk)

60DTK, Kota Gorontalo – DPRD Kota Gorontalo menggelar rapat gabungan Komisi A dan Komisi B untuk membahas laporan Aliansi Jamaah Penyelamat Masjid Hunto Sultan Amai yang ada di Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Senin (17/10/2022).

Dari rapat tersebut, pihak DPRD Kota Gorontalo menangkap dua hal yang menjadi keluhan utama aliansi tersebut. Salah satu keluhan itu, mereka menduga Ketua Badan Takmir Masjid tersebut hanya memegang surat keputusan (SK) palsu.

Bacaan Lainnya

“Tapi menurut kami agak keliru mereka melaporkan person Ketua Takmir Masjid. Terkait SK ini, harusnya yang mereka laporkan adalah pihak yang mengeluarkan SK tersebut,” ujar Wakil Ketua Komisi A, Darmawan Duming.

Tuntutan aliansi berikutnya, kata Darmawan, mereka menduga adanya kesalahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan atau pendapatan kas Masjid Hunto Sultan Amai itu sendiri.

Terkait hal ini, DPRD menyarankan agar dibentuk tim kecil yang tugasnya untuk melakukan audit pendapatan dan pengeluaran uang kas Masjid dalam beberapa waktu terakhir.

“Walaupun tidak ada dana APBD, tetapi di situ ada sumbangan-sumbangan masyarakat yang perlu dipertanggungjawabkan oleh Badan Takmir Masjid. Alhamdulillah tadi Ketua Takmir Masjid menyatakan bahwa dia siap untuk diaudit,” ungkapnya.

Lebih jauh, Ia meminta pihak pemerintah segera menindaklanjuti pokok-pokok laporan masyarakat tersebut. Dengan begitu, kata Darmawan, apa yang menjadi harapan mereka bisa secepatnya diselesaikan.

“Supaya ada kepuasan dari seluruh jemaah dan tidak ada lagi yang saling tuding-menuding terkait hal ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Aliansi Aliansi Jamaah Penyelamat Masjid Hunto Sultan Amai, Halim sebelumnya juga telah menjelaskan hal-hal yang mendorong pihaknya melakukan pelaporan ke DPRD Kota Gorontalo.

Menurutnya, mereka hanya ingin meluruskan manajemen Masjid Hunto Sultan Amai yang terkesan menyimpang, baik dari sisi agama, serta aturan pemerintah dan organisasi yang telah mereka sepakati.

“Kita akan menunggu keputusan pemerintah seperti apa terkait dengan persoalan ini. Perlu dicatat juga, aliansi ini terbentuk tidak karena ada kepentingan tertentu. Kita hanya meluruskan manajemennya yang terkesan agak menyimpang,” tandas Halim. (adv)

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait