Gubernur Rusli Konsisten Kenakan Karawo Dan Upiya Karanji Dimanapun

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (tengah, baris ketiga) saat foto bersama dengan Presiden Jokowi, sejumlah menteri dan kepala daerah se Indonesia, Kamis (14/11/2019). Rusli Habibie nampak percaya diri dengan kain karawo dan upia karanji khas Gorontalo yang memang sudah menjadi ciri khasnya. (Foto: istimewa).

60DTK – GORONTALO – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie tampil beda diantara Gubernur se Indonesia yang mendampingi Presiden RI Joko Widodo dan Mendagri Jenderal (Purn) Tito Carnavian. Penampilan berbeda Gubernur Gorontalo terlihat dari pakaian kemeja berwarna kuning, Rusli percaya diri menggunakan kain sulaman tangan karawo, kain khas Gorontalo.

Sulaman Karawo dan lengkap dengan upiyah karanji mencolok diantara pakaian batik yang  dikenakan para gubernur se Indonesia . Begitu pula dengan Presiden Jokowi dan Mendagri Jenderal (Purn) Tito Carnavian yang ikut mendampingi pada sesi foto di Istana Negara, Kamis (14/11/2019).

Bacaan Lainnya

“Karawo dan upia karanji khas daerah. Ini sudah saya gunakan sejak tahun 2017, termasuk mewajibkan kepada pegawai saya untuk dipakai setiap hari. Khusus kain Karawo kita gunakan setiap hari Kamis dan acara-acara resmi,” ungkap Rusli.

BACA JUGA : Gubernur Gorontalo Terima DIPA 2020 Dari Presiden Jokowi

Gubernur dua periode itu menambahkan, upia karanji dan karawo harus terus digemari dan dipromosikan tidak saja skala lokal tapi juga nasional. Selain sebagai ciri khas juga diharapkan semakin diminati oleh daerah lain.

“Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? Saya juga bersyukur kemarin Pak Gubernur Bank Indonesia (BI) saat hadir di acara ISEF 2019 menggunakan karawo. Ini menunjukkan kain karawo semakin diperhitungkan,” terangnya.

Kain karawo merupakan kain tradisional khas Gorontalo. Dulu saat belum pisah dari Provinsi Sulawesi Utara, masyarakat mengenalnya dengan sebutan kain Kerawang dan lebih banyak dipasarkan di Kota Manado. Belakangan kain yang proses penyulamannya butuh ketelitian dan kehati-hatian itu dikembalikan ke nama aslinya yakni karawo atau sulaman.

BACA JUGA : 

Sementara itu, sejak diberlakukan aturan penggunaan upia karanji bagi setiap ASN Pemprov Gorontalo maka nilai jual songkok dari ilalang itu semakin meroket. Dulu harga upia karanji dengan kualitas anyaman yang biasa dihargai paling mahal Rp50.000,-.

Saat ini, upia karanji dengan kualitas biasa dijual dengan harga Rp100.000,- hingga Rp150.000,-. Jika kualitas, motif dan kepadatannya yang terbaik maka bisa dijual dengan harga Rp350.000,- hingga Rp500 000,-. (adv)

Sumber : Humas Gorontalo Prov 

Pos terkait