Gubernur Silaturahmi dengan Forum Presiden BEM se Provinsi Gorontalo

Gubernur Silaturahmi dengan Forum Presiden BEM se Provinsi Gorontalo
Suasana diskusi pada silaturahim Forkopimda bersama Presiden BEM se Provinsi Gorontalo di Domestique Cafe, Sabtu (4/7/2020). (Foto: Salman/Humas).

60DTK, Gorontalo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama Forkopimda bersilaturahmi dengan Forum Presiden BEM se Provinsi Gorontalo di Domestique Cafe, Sabtu (4/7/2020). Silaturahmi tersebut guna membahas anggaran beasiswa yang direlokasi pemerintah provinsi untuk penanganan Virus Corona.

Dalam kesempatan itu, Presiden BEM UG, Mohamad Akbar Iyou mengungkap bahwa aksi yang sempat viral beberapa buan lalu itu merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terkait dengan relokasi anggaran beasiswa untuk penanganan Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Ini bukan hendak meminta-minta beasiswa. Tetapi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, banyak orang tua mahasiswa yang merasakan kesusahan, khususnya dampak perekonomian. Maka dari itu, slogan bahwa kami kecewa dengan Gubernur Gorontalo karena beasiswa di geser untuk pandemi Covid-19,” jelas Akbar.

Mendengar hal itu, Rusli Habibie pun menjelaskan secara terbuka bahwa pergeseran tersebut menjadi satu keharusan. Rusli mengatakan, pemerintah pusat sudah memerintahkan agar setiap daerah memfokuskan anggaran untuk tiga hal penting yakni kesehatan, Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan pemulihan ekonomi.

“Namanya pertanian, PU, infrastruktur, itu dipotong semua. Kalau kami tidak relokasi, langsung dipotong kurang lebih Rp300 miliar anggarannya. Untuk penanganan Covid-19, bukan hanya provinsi, tetapi juga kabupaten dan kota. Anggaran pemerintah pusat Rp650 triliun direlokasi untuk Covid-19,” urai Rusli.

Rusli menambahkan, tidak semua alokasi anggaran beasiswa direlokasi. Ada yang sifatnya perioritas seperti beasiswa untuk dokter umum dan dokter spesialis yang ilmu dan tenaganya sangat dibutuhkan oleh daerah.

“Sekarang kita lebih selektif. Bukan saya mengabaikan ilmu yang lain, tidak. Tetapi Gorontalo butuh dokter, baik umum dan spesialis. Kita butuh orang Gorontalo dokter, yang sampai mati pun dia berkarya untuk Gorontalo,” tegasnya.

Di tengah kondisi seperti ini, Rusli berharap agar mahasiswa bisa memahami kondisi daerah. Jika ada hal yang perlu disampaikan kata Rusli, Ia membuka diri. Di setiap tempat dan kesempatan, Rusli selalu mengumumkan nomor HP miliknya.

“Orang yang nomornya tidak saya kenal saja, saya balas. Kenapa harus ke media sosial? Itu memang dialokasikan ke sana. Perjalanan dinas kami potong, rapat-rapat kami potong, makan minum kami potong, semuanya dipotong,” tambah Rusli.

Soal kebijakan rapid test bagi warga yang masuk ke Gorontalo, juga mengemuka dalam silaturahmi itu. Rusli mengungkapkan, kebijakan itu harus dilakukan untuk melindungi masyarakat Gorontalo dari potensi penularan Virus Corona.

Hadir dalam kesempatan itu, Kapolda Irjenppl Adnas, Danrem 133 Nani Wartabone Birgjen Bagus Antonov Hardito. Hadir pula Kabinda Gorontalo dan perwakilan dari Kejaksaan Tinggi. (adv)

Penulis: Kasim Amir

Pos terkait