Kapolda Gorontalo Tegaskan Beberapa Hal ke Jajaran Polres Gorontalo

Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Angesta Romano Yoyol saat memberi arahan kepada anggota polisi saat melakukan kunjungan kerja sekaligus bertatap muka dengan seluruh jajaran Polres Gorontalo, Selasa (11/07/2023). (Foto: Humas Polres Gorontalo)

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Angesta Romano Yoyol melakukan kunjungan kerja sekaligus bertatap muka dengan Kepolres dan seluruh jajaran Kepolisian Resort (Polres) Gorontalo, Selasa (11/07/2023).

Pada kesempatan ini, Ia turut menekankan beberapa hal. Pertama, Angesta mengingatkan aparat kepolisian agar terus melakukan upaya pemberantasan peredaran minuman keras (miras) khususnya di wilayah hukum Polres Gorontalo.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, kata Angesta, meski pihak kepolisian terus melakukan razia dan pemusnahan secara rutin, peredaran dan konsumsi miras di Provinsi Gorontalo secara umum masih tetap ada hingga saat ini.

“Saya lihat miras ini masih ada. Walaupun hampir lima ton kita musnahkan setiap minggu, ternyata ini tetap ada walaupun tidak sebanyak dulu. Ini harus kita evaluasi terus,” kata Angesta kepada sejumlah awak media.

Secara tegas, Angesta juga mengingatkan anggota polisi supaya tidak mencoba mengonsumsi minuman keras. Sebab menurutnya, barang haram dalam agama Islam ini seringkali jadi penyebab munculnya tindak kriminalitas dan lain sebagainya.

“Sangat sulit bagi saya untuk memaafkan anggota polisi yang mengonsumsi miras,” ujarnya.

Tidak sampai di situ, Ia turut menegaskan kepada jajarannya yang ada di wilayah Kabupaten Gorontalo agar senantiasa menjaga keamanan, ketentraman, serta kondisivitas masyarakat setempat.

Baginya, hal ini sangat penting mengingat seluruh rakyat Indonesia, termasuk di Kabupaten Gorontalo, bakal menghadapi pesta demokrasi. Seperti diketahui, pemilihan umum (pemilu) serentak dan pemilhan seluruh kepala daerah akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang.

“Jangan ada juga aparat yang terlibat politik praktis. Kita sebagai aparat kepolisian harus netral, jangan memihak atau memberikan komentar-komentar tertentu. Kadang-kadang ada masyarakat yang bertanya siapa calon presiden kita, itu jangan ada anggota yang menanggapi,” tegasnya.

Andai ada yang anggota yang terlibat politik praktis, apalagi sampai viral di masyarakat, Ia menuturkan bahwa anggota tersebut akan diberi sanksi. Meski begitu Ia belum memastikan sanksi apa yang bakal diterapkan.

“Sanksinya macam-macam, nanti kita lihat sesuai tingkat kesalahannya,” tandasnya.

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait