Kenapa Pria dan Wanita Sering Sekali Bertengkar? Ternyata Ini Alasannya

(Ilustrasi: Pngtree)

Penulis: Fitrianita Febrina Ali

 

60DTK, Editorial – Mengapa pria dan wanita sering sekali bertengkar? Mengapa pria seringkali tidak bisa memahami maksud dari perkataan wanita dan begitu juga sebaliknya? Mengapa sering sekali terjadi kesalahpahaman dalam hubungan pria dan wanita?

Seringkali masalah yang terjadi antara pria dan wanita karena adanya kesalahpahaman dalam komunikasi. Pada dasarnya, pria dan wanita cenderung memiliki pola komunikasi yang berbeda. Pria cenderung asertif sedangkan perempuan cenderung lembut, menunjukkan empati, serta banyak mengandung metafora.

Hal ini terjadi karena struktur otak pria dan wanita yang berbeda. Corpus colossum yang lebih tebal pada wanita menyebabkan wanita berbicara lebih lancar dan tidak terpaku pada satu topik pembicaraan saja.

Secara anatomi, pusat bahasa pada otak wanita penyebarannya ada di kedua belahan otak sedangkan pada pria hanya di satu bagian saja. Itulah yang menyebabkan wanita memproduksi kata lebih banyak dibandingkan pria, yang rata-rata 20.000 kata per hari, sedangkan pria rata-rata hanya 7.000 kata per hari.

Pembentukan aliran pada otak antara pria dan wanita juga berbeda. Pada otak wanita, sinyal ini mengalir bolak-balik dari otak kanan ke otak kiri. Pada otak pria, sinyal hanya berjalan bolak-balik depan belakang di otak kiri saja. Efeknya, pria lebih cepat mencari solusi tanpa melibatkan perasaan, sementara wanita mampu menggabungkan logika dan intuisi saat mencari solusi.

Inilah yang menyebabkan pada saat wanita curhat pada pasangannya yang terjadi adalah pria langsung mencari solusi. Padahal terkadang wanita hanya ingin didengarkan saja, karena wanita memiliki solusinya sendiri. Jadi pada saat pria melihat bahwa solusi darinya tidak diikuti, pada saat itulah mereka merasa tidak dihargai.

Hal ini sering menjadi kesalahpahaman antara pria dan wanita. Menurut John Gray pada bukunya Men are from Mars, Women are from Venus, pria dan wanita juga cenderung menggunakan bahasa yang berbeda. Wanita cenderung menggunakan superlative, metaphor, dan generalisasi untuk mengungkapkan perasaannya, sementara pria biasanya salah memahami makna yang disampaikan oleh wanita, sehingga seringkali menanggapi dengan cara yang tidak diinginkan wanita.

Hal-hal ini bisa terlihat dari beberapa contoh komunikasi seperti, “Saya merasa tidak didengarkan”, pria menangkap pernyataan tersebut dengan, “Tapi aku mendengarkanmu sekarang”.

“Kau tidak mencintaiku lagi”, namun pria menangkap maksud dari kata-kata tersebut adalah, “Tentu saja aku mencintaimu, itulah mengapa aku di sini”.

“Kita selalu tergesa-gesa”, pria menangkap kalimat tersebut dengan “Itu tidak benar, minggu lalu kita santai-santai saja”.

“Aku menginginkan lebih banyak romansa,” namun pria sering salah mengartikan dengan, “Jadi, maksudmu aku tidak romantis?”

Itulah contoh-contoh kalimat yang sering disalahartikan oleh pria. Dapat dilihat wanita lebih banyak menggunakan kata-kata kiasan, superlative, dan generalisasi untuk mengungkapkan perasaanya secara utuh. Akan tetapi pria sering mengartikannya secara harfiah sehingga sering terjadi kesalahpahaman.

Terjemahan yang tepat adalah “Saya merasa kau tidak sepenuhnya memahami maksud saya dan tidak peduli mengenai perasaan saya. Maukah kau memperlihatkan bahwa kau menaruh minat pada apa yang aku katakan?”

Pada saat pria salah mengartikan kata-kata tersebut biasanya akan memicu pertengkaran. Wanita tidak merasa dimengerti, sedangkan pria merasa disalahkan. Apabila pria benar-benar memahami keluhan wanita dan memberikan respons yang positif, maka akan meminimalisasi perselisihan, karena banyak pria yang tidak memahami bahwa wanita mengungkapkan perasaanya dengan cara yang berbeda, sehingga mereka seringkali mengadili dan mengabaikan perasaan pasangannya.

Begitu juga yang terjadi pada saat wanita bertanya “Ada apa?” biasanya pria akan menjawab “Aku tidak apa-apa” atau “Tidak ada apa-apa”. Perempuan akan mengartikan kalimat tersebut dengan “Aku tahu ada yang tidak beres. Apa itu?” atau “Aku tahu ada sesuatu yang merisaukanmu. Apa itu? Siapa tahu aku bisa membantu”.

Pada saat pria membuat pernyataan di atas, itu artinya pria baik-baik saja karena bisa mengatasi masalahya sendiri. Mereka hanya ingin diberikan ruang untuk berdiam diri dan masuk ke guanya tanpa gangguan untuk memproses apa pun masalah mereka atau hal-hal yang mengganggu mereka. Akan tetapi biasanya wanita tidak paham dan mengartikan bahwa pria menyangkal perasaan dan kesulitan mereka. Yang seharusnya dilakukan wanita pada saat pria ingin menyendiri adalah dengan memberikan mereka waktu untuk sendiri dan tidak berusaha untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.

Wanita tidak perlu memaksa pria untuk keluar dari guanya, dan disarankan untuk fokus pada diri mereka sendiri, yaitu dengan melakukan hal-hal yang disukai. Pria butuh untuk diberikan kepercayaan untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Nantinya pria akan keluar sendiri dari guanya dan mencari pasangannya.

Pria menghendaki wanitanya bahagia agar mengurangi satu masalah yang perlu dirisaukannya. Selain itu, apabila wanita bahagia, maka akan menolong pria untuk merasa dicintai. Karena wanita akan lebih mudah memberikan cinta apabila wanita sendiri merasa bahagia. Bila wanita bebas dari kerisauan dan merasa bahagia, maka akan membantu pria untuk lebih cepat keluar dari guanya.

Untuk memberikan dukungan pada pria, wanita perlu untuk mendukung mereka dengan memberikan pria ruang untuk menyendiri saat mereka membutuhkannya. Wanita dapat menyibukkan diri mereka dengan melakukan apa pun yang membuat mereka bahagia. Misalnya pergi berbelanja, jalan-jalan bersama teman, atau melakukan hobi-hobi mereka. Saat pria sudah menunjukkan tanda-tanda keluar dari gua mereka, wanita bisa mengatakan “Kalau kau sudah siap berbicara, aku ingin bersamamu sejenak. Bisakah kau memberitahu kapan saatnya?”

Sesama pria biasanya saling mendukung dengan mengatakan “Jangan khawatir, kau dapat mengatasinya” atau “Itu urusan mereka, bukan urusanmu” atau “Aku yakin masalahnya akan beres”. Kaum pria biasanya akan mengatakan hal tersebut pada sesamanya sebagai bentuk dukungan dan untuk memperkecil kesulitan-kesulitan mereka. Pria juga mengharapkan wanita juga memberikan respons demikian saat mereka dalam masalah. Mereka ingin dipercaya bahwa mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah mereka sendiri.

Kesalahpahaman lainnya yang biasanya terjadi antara komunikasi pria dan wanita adalah saat pria secara keliru beranggapan bahwa wanita menceritakan perasaan kecewanya karena menganggap pria bertanggung jawab atau patut disalahkan. Banyak pria yang tidak memahami kebutuhan wanita untuk berbagi perasaan-perasaan kecewa dengan orang yang mereka cintai.

Oleh karena itu, saat wanita mengungkapkan perasaan-perasaannya, mereka dapat diam sejenak dan mengatakan betapa Ia menghargai pasangannya yang mau mendengarkan. Wanita dapat mengatakan beberapa kalimat berikut:

“Wah, terima kasih karena sudah mau mendengarkanku,”

“Aku merasa jauh lebih baik setelah mengunggapkan perasaanku. Terima kasih,”

“Aku senang sekali bisa membicarakan ini denganmu,”

Bentuk apresiasi dari wanita kepada pria dapat memberikan perubahan besar. Pria tidak akan merasa disalahkan dan mereka akan merasa dihargai. Pola komunikasi antara pria dan wanita bisa dilatih agar tidak terjadi kesalahpahaman, sehingga mengurangi perdebatan yang tidak perlu atau miskomunikasi.

Itulah perbedaan pola komunikasi antara pria dan wanita dalam hubungan. Dengan adanya pemahaman tentang perbedaan bahasa pria dan wanita, semoga bisa meminimalisasi masalah-masalah yang ada dalam hubungan percintaan. Pria dan wanita bisa saling menghargai bentuk pola komunikasi yang berbeda, sehingga menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar terhadap pasangannya.

Pos terkait