Masyarakat Nilai Nelson Pomalingo Tak Ambisius dengan Jabatan

Sejumlah masyarakat yang menjadi loyalis Nelson Pomalingo
Sejumlah Masyarakat yang Menjadi Loyalis Nelson Pomalingo. (Foto : Istimewa)

60DTK, Politik – Sejumlah masyarakat Kabupaten Gorontalo menilai Nelson Pomalingo adalah salah satu sosok politisi yang tidak ambisius dengan jabatan.

Penilaian dari masyarakat ini muncul seiring hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gorontalo tahun 2020 yang masih dipermasalahkan sejumlah pihak di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Beliau (Nelson) bukan orang yang ngotot-ngototan seperti orang lain jika ingin meraih sesuatu. Bahkan pula kami menilainya sebagai sosok yang tidak ambisius,” kata Helmi P. Hippy, salah satu loyalis Deklarator Provinsi Gorontalo.

Sebagai contoh konkritnya, saat kalah pada kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo pada 2012 silam, Nelson justru menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat kepada calon terpilih kala itu, yakni Rusli Habibie dan Idris Rahim.

Helmi P. Hippy
Helmi P. Hippy, Salah Satu Loyalis Nelson Pomalingo. (Foto: Istimewa)

“Dirinya tidak menandatangani gugatan kala itu, karena sebagai calon Wakil Gubernur, pak Nelson bukan dalam kapasitas sebagai penentu, menandatangani atau bahkan diminta untuk menandatangani proses gugatan di Mahkamah konstitusi,” kisah Helmi.

Seakan membenarkan hal itu, Adam Kasim juga mengaku bahwa dirinya pernah mendengar cerita tersebut. Menurutnya, penolakan Nelson menandatangani gugatan tersebut karena Ia menghormati calon pilihan rakyat.

“Saya juga dengar seperti itu. Beliau (Nelson) tak mau jika tindakannya itu hanya lahir karena keterpaksaan, bukan karena ada ketidakberesan dalam Pilgub lalu. Dan ini yang kami jempol. Nelson adalah sosok yang bijaksana dalam berpikir, sehingga bagi kami sosok ini layak memimpin daerah karena bukan orang ambisius,” kata Adam.

Baca Juga: 4 Tersangka Korupsi Pembangunan Gedung DPRD Kabgor Sudah Ditahan

Senada dengan Adam, Edi Nurkamiden juga melihat bahwa salah satu guru besar di Gorontalo tersebut adalah orang yang selalu menghormati proses regulasi. Apapun yang dihadapi, Ia selalu melaluinya dengan baik, dan tidak pernah  terburu-buru.

“Seluruh pendukung akan melakukan tindakan atau apa saja bagi siapapun orang yang menentang. Tetapi beliau selalu mengingatkan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak tatanan demokrasi. Karena tujuan sang Profesor hanya mau untuk membangun daerah, bukan untuk merusak daerah,” tukasnya. (rls)

Pos terkait