Pemprov Serahkan Penghargaan Kepada Ketua Yayasan Pendidikan Prasetya

Plh. Sekda Provinsi Gorontalo Syukri Botutihe (ketiga kanan) menyerahkan penghargaan kepada Ketua Yayasan Pendidikan Prasetya Gorontalo dr. Nikarti Pakaya di Ruang Kerja Sekda Kantor Gubernur, Kamis (29/08). Foto: Nova/Humas

60DTK – Gorontalo: Ketua Yayasan Pendidikan Prasetya Gorontalo dr. Nikarti Pakaya, menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo karena memberikan sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Provinsi Gorontalo.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi Gorontalo di Ruang Kerja Sekda Kantor Gubernur, Kamis (29/08).

Bacaan Lainnya

BACA: Dinpar Libatkan Guru SMA/SMK Kembangkan Pariwisata Gorontalo

“Saya mewakili Gubernur Gorontalo dan seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo, mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tak terhingga atas dedikasi yang telah diberikan oleh ketua yayasan yang menyerahkan SMA Prasetya menjadi tanggung jawab pemerintah”, ucap Syukri.

Syukri berharap, ketika beralih status menjadi negeri, sekolah Prasetya bisa berkembang menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Terkait nama sekolah, Ia mengatakan akan tetap mempertahankan nama Prasetya nya karena ada makna sejarahnya serta tetap menjaga tradisi yang sudah dijalankan selama ini.

BACA: Siswa SMA Wira Bhakti Gorontalo Ini Dianiaya Senior Hingga Kritis

“Mungkin hanya ada ketambahan kata Negeri, karena ini sudah menjadi sekolah milik pemerintah. Jangan sampai besok – besok ada lulusan SMA Prasetya yang ingin melegalisir ijazah tapi sudah tidak menemukan dimana SMA Prasetya”, tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala SMA Prasetya Gorontalo Amran Saleh mengatakan, adanya pengalihan status ini dikarenakan kondisi perubahan sekarang dimana siswa lebih banyak memilih sekolah negeri. Jika SMA Prasetya bertahan di swasta, kemungkinan sekolah yang beridiri sejak 17 Agustus 1980 ini akan sulit mendapatkan siswa dan bisa – bisa sekolah ini tutup.

BACA: Siswa SMA Wira Bhakti Yang Dianiaya Senior Dan Pelatih, Alami Depresi

“Contohnya saja tahun kemarin, untuk kelas X kami hanya dapat 3 ruang belajar. Untuk tahun ini, hanya 2 ruang belajar dengan jumlah siswa yang hanya 60-an. Dengan kondisi tersebut kami berpikir untuk merubah, dan Alhamdulillah mendapatkan respon positif baik dari ketua yayasan dan pemerintah untuk alih status”, imbuh Amran.

Amran berharap, dengan beralihnya status dari swasta ke negeri ini akan ada peningkatan baik itu secara kualitas maupun kuantitas. (rls/adv)

Pos terkait