Produksi Sampah di Kota Gorontalo Alami Penurunan, ini Indikatornya

Kondisi sampah yang berhamburan di pinggiran pantai. Sore tadi di Kelurahan Pohe Kec. Hulonthalangi Kota Gorontalo. 2/12. Foto : Mohamad Efendi/60dtk.com

60DTK- KotaGorontalo: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito hampir setiap harinya didatangi kiriman sampah dari berbagai daerah, utamanya sampah yang berasal dari Kota Gorontalo. Dan sampah asal Kota Gorontalo merupakan sampah paling terbanyak yang harus diterima oleh TPA Talumelito, hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Domestik, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo, Kasim Pilobu. Rabu (16/10/2019).

Sampah yang berasal dari Kota Gorontalo itu selalu didominasi oleh sampah rumah tangga, sampah sisa makanan, dan sampah yang berceceran saat malam hari.

Bacaan Lainnya

“Di Kota Gorontalo ini ada banyak masalah tentang sampah, terutama penghasil sampah terbanyak selain sampah rumah tangga dan sisa makanan ada sampah yang dihasilkan masyarakat di malam hari. Sampah ini karena kunjungan setiap malam di Kota Gorontalo dipenuhi dari masyarakat dari berbagai daerah yang mau berkunjung ke Kota Gorontalo, karena posisi Kota Gorontalo berada ibukota Provinsi Gorontalo,” ujar Kasim Pilobu.

Kasim juga menjelaskan, sampah yang dihasilkan masyarakat ini nantinya akan diangkut pada besok hari dan akan dibuang di TPA Talumelito. Hampir setiap harinya begitu. Dan biaya yang dikeluarkan oleh Pemkot sendiri dalam membiayai jasa pengelolaannya tidak sedikit.

“Jadi sampah yang berasal dari Kota Gorontalo akan dibuang di Talumelito dan kita juga bayar setiap bulan ke pengelolaan TPA Talumelito. Karena TPA tersebut bukan milik Pemkot melainkan milik Pemprov,” jelasnya.

Biaya Jasa pengelolaan sampah yang harus dibayarkan Pemkot ke pihak pengelolaan TPA Talumelito, menurut Kasim, sebanyak Rp 134 Juta setiap bulan dibayarkan ke jasa pengelolaan TPA. Pembayaran itu karena sampah yang disetor setiap harinya ke TPA Talumelito. “Hampir setiap hari, petugas kebersihan itu rutin mengangkut sampah dari jam enam pagi hingga jam 11.”

Data yang diberikan Kabid Pengelolaan Sampah Domestik tersebut menunjukan, tingginya daya beli dan konsumtif masyarakat berimbas pada sampah harian yang dihasilkan juga. Hal itu sejalan dengan sampah timbulan yang dihasilkan setiap harinya mencapai 138 ton per hari, dan sampah ini kemudian yang harus disetor ke TPA Talumelito.

Namun, menurut Kasim, setelah Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) diterapkan, sampah di Kota Gorontalo mulai berkurang karena beberapa sosialisasi tentang pentingnya menyadari sampah mulai giat dilakukan oleh pihak DLH kepada masyarakat.

“Kami melakukan sosialisasi dan gerakan sadar peduli lingkungan ke masyarakat, artinya dengan adanya sosialisasi ini mampu menurunkan produksi sampah yang harus disetor ke TPA Talumelito. Dengan indikasi penurunan sampah yang disetor juga berdampak pada biaya yang harus kami setor. Setidaknya dari angka Rp 134 Juta menurun ke Rp 106 Juta yang harus kami bayar per bulannya,” jelasnya.

Selain itu kata Kasim, menurunnya biaya yang harus dibayar setiap bulan ke TPA, karena keberadaan bank sampah yang sangat membantu masyarakat.

“Bank sampah juga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah sampah, karena program sebelumnya TPS 3R sampah harus berakhir, kini dengan adanya bank sampah masyarakat bisa memaksimalkannya dengan bisa menjual jenis sampah dan bisa ditukar dengan uang tunai.”

Kasim juga mengharapkan, agar masyarakat dapat mengelolah kembali sampah, memilah sampah dari sumbernya. Biar kesadaran dan kepedulian masyarakat juga tentang jangan buang sampah sembarangan terus ditingkatkan.


Penulis : Zulkifli Mangkau

Pos terkait