Tangani Virus Corona, IDI Gorontalo Minta Tenaga Medis Dilengkapi APD

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kedua dari kanan) pada Dialog Publik di Warkop Ano Gorontalo, Minggu (22/03/2020). Foto : Salman/Humas.

60DTK – Kota Gorontalo : Sebagai lini terdepan dalam menangani virus corona, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Gorontalo melalui ketua wilayah dr. Irianto Dunda meminta tenaga medis dilengkapi dengan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD).

“Kalau secara prosedur yang sebagus-bagusnya, dokter dari rumah ke rumah sakit harus ganti baju. Mereka harus disediakan baju sendiri (APD). Setelah melaksanakan tugas, kemudian ganti baju lagi”, jelas dr. Irianto, Minggu (22/03/2020) dalam Dialog Spesial Gubernur Menyapa di Warkop Ano, yang disiarkan langsung oleh Radio Suara RH.

Bacaan Lainnya

dr. Irianto menilai, dengan jumlah APD yang minim di Gorontalo akan berakibat fatal bagi tenaga medis. Menurutnya, tenaga medis ini yang melakukan kontak langsung dengan pasien dan berpotensi terpapar oleh virus corona.

Mendengar hal itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, pemerintah provinsi sudah memesan 1000 APD. Sebelumnya juga, pihaknya sudah memesan dari Kemenkes RI sebanyak 1000 buah, tetapi hanya 100 buah yang disanggupi oleh Kemenkes.

“Untuk APD, tiga hari lalu kita sudah putuskan untuk beli di PT. Striteks yang ada di Solo. Kita sudah pesan untuk 1000 buah, kita pesan langsung dari pabriknya. Sudah kontek direkturnya, dan Insya Allah akan dibagikan ke kabupaten/kota”, jelas Rusli.

Rusli juga mengungkap, pemerintah provinsi sempat berencana membeli alat pendeteksi dini virus corona. Namun demikian kata Rusli, pengadaan alat itu harus ditunjang dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.

“Ada masukan dari teman-teman dokter. Pak gubernur, itu tidak sembarang belinya. Bukan alatnya saja, tetapi SDM juga harus siap. Takutnya kita sudah beli, tetapi alatnya tidak di operasionalkan, karena SDM tidak tersedia”, tuturnya.

Terkait dengan pemeriksaan sampel virus, Rusli meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Jika selama ini sampel dikirim ke Jakarta dalam waktu yang lama, maka saat ini sampelnya hanya dikirim ke Makassar. Jaraknya tidak terlalu jauh, sehingga hasil pemeriksaan cepat diketahui.(adv)

Pos terkait